Yōkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Friday, June 26, 2009

Tulisan Tentang Rektor

Saat terbesit di dalam hati untuk menuliskan sesuatu yang layak untuk orang lain ketahui, maka tidak satupun kata maupun hal yang “berhak” untuk mengurungkan niat itu... Karena sama halnya dengan saat sebuah jalan telah terbentang untuk kita bisa memulai segala sesuatu dalam hidup ini, maka akan menjadi sebuah kewajiban bagi kita untuk berjalan di dalamnya, (meski dengan langkah sekecil ini??!), Hei, kenapa tidak...?!! Setidaknya aku sudah berjalan kawan!!!

Kenyataan bahwa saat ini sudah selayaknya bagi kita, sebagai mahasiswa, bisa melihat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang agar kita berfikir dan lebih sering bercengkrama dengan akal pikiran kita, yang akan semakin luar biasa saat tidak dibiarkan terkekang dalam ruang sempit bernama ketidakpedulian, merupakan tanggung jawab kita sebagai makhluk yang telah menyepakati untuk hidup di dunia dan memberi sebanyak-banyaknya bagi dunia, bukan sebaliknya.

Sebenarnya, saat tulisan ini, dengan segala kemiskinannya, anda renungi dan pikirkan lebih dalam, akan dapat memberikan gambaran sejauh apa sebenarnya anda telah memiliki kepedulian terhadap hal-hal yang sebenarnya akan langsung memberikan implikasi kepada kita semua sebagai mahasiswa dalam berbagai aspek kehidupan kampus. Saat terbisik pada hati anda bahwa “saya tidak peduli...!!”, maka berhentilah membaca tulisan ini, karena hanya sisi negatif yang anda bisa dapatkan dari tulisan ini, lainnya tidak. Terlebih lagi saat anda merasa apa yang tertulis disini hanyalah sekedar untuk tambahan referensi anda dalam usaha menghujat kampus ini, enyahlah!!! Apa yang tertulis disini lebih kepada bagaimana agar kita bisa mencoba bersama-sama berfikir dan bersikap layaknya manusia dalam membangun UNLAM ke arah perbaikan yang berkelanjutan dan revolusioner, meskipun dengan sekecil-kecilnya kontribusi berupa keingintahuan, karena mengetahui adalah bukti kalau kita peduli.

Bukan tanpa dasar ketika saya menyebutkan bahwa implikasi dari apa yang dibahas dalam tulisan ini, akan berdampak langsung pada kita sebagai mahasiswa dari berbagai aspek, karena pemimpin yang memegang kemudi atas Universitas inilah yang menentukan sejauh apa perkembangan dan pembangunan revolusioner yang bisa diberikan untuk UNLAM dan Mahasiwanya di tahun-tahun mendatang. Suatu gebrakan spektakuler dan pendobrakan atas ruang pembatas gerak (yang tidak lain berupa kebijakan-kebijakan yang tidak berorientasi pada pembangunan UNLAM secara menyeluruh, revolusioner dan prospektif) inilah yang tidak diberikan oleh pemimpin-pemimpin UNLAM saat ini.

Memang sering sekali anggapan-anggapan yang cenderung mendiskreditkan para pemimpin Universitas maupun pejabat-pejabat lain di dalamnya coba mereka tepis dengan kalimat irrasional seperti: “Seseorang kan tidak bisa berbuat melebihi kemampuannya sebagai manusia, saat memang terjadi permaslahan-permasalahan dalam kepemimpinan saya, ya kembali lagi...Saya hanya manusia biasa”. Pertanyaannya sekarang, kalau permasalahan yang terjadi itu sebenarnya merupakan permasalahan personal, sangat mendasar dan sudah terjadi berulang kali di Universitas ini, bukankah ironis sekali untuk tidak terselesaikan?!

Terlebih lagi, saat menjadi pemimpin, tidakkah mereka sadar bahwa mereka tidak sendirian, banyak pejabat-pejabat pendamping-pendamping yang harusnya bisa menjadi perpanjangan tangan, rekanan kerja, penyempurna dan pelengkap dari kekurangan-kekurangan yang dimilki oleh sang pemimpin?! Apakah kita bisa simpulkan disini, tidak ada keharmonisan hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin ?! (maksud “yang dipimpin” di sini adalah para pejabat-pejabat yang mendampingi sang pemimpin). Atau lebih parahnya lagi, yang diminta untuk menjadi rekanan kerja sang pemimpin sendiri merupakan pribadi-pribadi yang justru memberikan kontribusi kecacatan pada lembaga yang dipimpin?!

Saat saya mencoba untuk menelaah lebih jauh tentang UNLAM, dan mencari berbagai referensi yang akhirnya berujung pada kesimpulan bahwa banyak sekali pandangan kekecewaan dari berbagai pihak terkait fenomena “berlari ditempat”-nya Universitas ini, bahasa non-formalnya: bikin capek tapi ngga maju-maju... Sehingga tidak salah saat banyak dari kita (yang peduli dan berfikir) berpendapat bahwa pemipin saat ini bukan orang yang mampu membuat suasana kerja menjadi harmonis, padahal yang membuat kita masih bisa hidup di dunia ini adalah keharmonisan. Bagaimana makhluk berhubungan harmonis dengan Tuhan mereka, alam berinteraksi harmonis dengan makhluk, keharmonisan tata surya dan planet yang mengorbit. Pemimpin harus bisa menciptakan suasana harmonis di antara orang-orang yang dipimpinnya, karena itulah yang akan membuat UNLAM menjadi lebih kuat, lebih baik, dan lebih bisa memberikan kontribusi bagi bangsa dan tanah air!

Kecerdasan dan hubungan akal serta hati nurani, merupakan filosofi utama yang harus dipegang manusia saat mendapatkan kesempatan untuk memilih Manusia lain yang akan memimpin dirinya dan orang lain. Satu hal lagi yang sering dijadikan pertimbangan, yakni Kepentingan, merupakan hal yang wajar dijadikan pertimbangan memilih selama itu untuk kebaikan bersama dan tidak bersifat personal. Kita semua perlu tahu bahwa peraturan Perundang-Undangan Indonesia memberikan hak penuh bagi para Senat Universitas untuk dapat menentukan 3 nama Calon Rektor yang diajukan kepada Presiden untuk dipilih salah satunya sebagai Rektor Universitas. Tiga nama yang diajukan kepada Presiden tersebut diurutkan berdasarkan hasil rapat Senat yang akan diadakan pada tanggal 20 Mei 2009 ini.

Serangkaian kegiatan dan mekanisme pemilihan tentu saja sudah dilakukan sebelum tanggal 20 Mei tersebut. Mulai dari Rapat Senat yang membahas Persyaratan dan Tata Cara Pemilihan Calon Rektor, Penyebaran blanko pendaftaran bagi para “peminat” yang merasa memenuhi kualifikasi, Rapat Senat lanjutan untuk mengesahkan Bakal Calon dari blanko pendaftaran yang diterima sekaligus Pengundian Nomor Urut, hingga “terbitlah” sosok-sosok dari berbagai “Penjuru” yang jumlahnya 8 orang dan secara sah dinyatakan sebagai Calon Rektor UNLAM 2009-2013, dengan berbagai visi-misi dan rancanagan kerja yang pada dasarnya mewacanakan perkembangan dan pembangunan UNLAM ke arah yang lebih baik bahkan jauh lebih baik dari sekarang. Luar Biasa... Bagaimana tidak! Apa yang mereka wacanakan dan janjikan, selama itu benar-benar bukanomong kosong, merupakan ikatan lahir batin yang harus benar-benar direalisasikan, ketika tidak, hukuman dari Tuhan yang akan mereka terima sebagai “upah” atas janji palsunya.

Hingga sekarang , meskipun tidak secara mutlak bisa menentukan siapa Rektor UNLAM berikutnya, civitas akademika UNLAM (diluar para Senat Universitas) memilki kesempatan untuk setidaknya bisa memilih secara aspiratif siapa yang pantas untuk memimpin UNLAM kedepan. Seluruh Dosen dengan persentase suara 60%, Para Mahasiswa yang menjabat sebagai pengurus inti (Ketua, Wakil, Sekretaris, Bendahara) Organisasi kampus yang masih aktif dengan Persentase 30%, serta para Karyawan tingkat Universitas dan Fakultas dengan persentase 10%. Pemilu Bayangan laah istilahnya... Harapn saya, kita sepatutnya tidak bersikap apatis maupun merasa pesimis dengan sistem pemilihan ini, karena sedikit banyaknya Pemilu Bayangan ini diharapkan memberikan “tembakan” moril bagi para Senator UNLAM dalam menentukan pilihannya nanti di rapat Senat. Meskipun kita tidak bisa mengetahui “Atas Dasar Apa” seorang anggota Senat memilih salah satu dari 8 calon tersebut. Apakah itu atas dasar Kepentingan, Kecerdasan maupun Hati Nurani, atau bahkan atas dasar alasan-alasan pribadi seperti mempertahankan Status Quo, alasan “Kan kita teman nihh, anda bisa ngasih ‘sesuatu’ buat saya, donk kalau saya milih Anda!”, dan hal-hal lain yang tidak sepantasnya dijadikan alasan memilih.

Akhirnya, setidaknya kita semua hanya bisa berharap bahwa bagaimanapun mekanisme pemilihannya, siapapun pemilihnya dan siapapun yang terpilih menjadi Rektor kita nantinya, merupakan keputusan dan hasil yang didapatkan dari proses yang terjadi secara sehat dan tanpa kecacatan yang mencoreng nama baik Universitas ini. Karena saat hal itu terjadi dan diketahui oleh kami, para Mahasiswa, percayalah akan kami tuntut pertanggungjawaban duniawi dari kesalahan yang Anda semua lakukan, entah itu melalui teriakan kami, keringat kami maupun hal-hal lebih dari itu yang siap kami berikan untuk UNLAM tercinta!!! Terlebih lagi pertanggungjawaban kepada Tuhan, Allah SWT yang Maha Esa dan Maha Kuasa.

Harapan kami, sebagai Mahasiswa, siapapun Rektor yang terpilih nantinya, dengan segala kerendahan hati kami memohon... Jadilah pemimpin yang Bertanggungjawab, amanah, adil, jujur, penuh kemampuan untuk menjaga keharmonisan di Kampus ini, memilki rasa hormat kepada Mahasiswa dan Civitas Akademika UNLAM yang lain, mampu menjadikan kami sebagai rekan kerja, bukannya justru menjadikan kami musuh saat sudah menduduki posisi itu dan berkomitmen untuk membawa Universitas Lambung Mangkurat ini ke arah perbaikan dan kesempurnaan. Karena kami, Mahasiswa dan Civitas Akademika lain, termasuk Anda, Bapak Rektor 2009-2013, kita semua memilki tanggung jawab atas Universitas ini karena Universitas ini milik Tanah Air Indonesia, Tanah Air Kita.

HIDUP UNLAM !!!!
HIDUP MAHASISWA !!!!

No comments:

Post a Comment