Yƍkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Friday, June 26, 2009

Tentang Bumi dan Manusia

Seandainya saja seluruh manusia di dunia sadar bahwa hal-hal kecil sanggup memberikan pengaruh besar, tidak peduli siapa atau atau sesering apa mereka melakukannya, pastilah dunia tidak pernah dianggap sedang menghadapi masa-masa kritis... Global Warming, Ice Melting (bukan Ice cream, es meleleh yang ini lebih besar masalahnya...), Ozon menipis, musim sulit diprediksi, bencana-bencana alam ‘mutakhir’, hujan es di daerah tropis, dan berbagai wacana-wacana faktual lain yang sering diperbincangkan oleh berbagai kalangan, merupakan pertanda bahwa Bumi sedang tidak enak hati !. Ada yang mengerti, ada yang peduli, ada yang ingin terlihat peduli, ada yang mengajak orang lain untuk peduli, ada yang berkomentar “pernah dengar sih... tapi, saya yakin bukan masalah besar”, ada yang sama sekali tidak tahu, bahkan ada yang tidak peduli. Saya yakin, persentasi orang yang tidak peduli dengan permaslahan yang sedang dan akan terjadi di Bumi ini, merupakan mayoritas.

Apabila kita berusaha mencari-cari apa penyebab ketidakpedulian mereka, jawabannya akan sangat beragam. Tapi yakinlah, akar dari jawaban-jawaban itu sebenarnya hanya satu kata, yakni kebodohan. Meskipun banyak orang-orang pintar (maksud ‘pintar’ disini ya pintar secara Harfiah, intelek lah istilah kerennya...) yang juga tidak peduli dengan masalah yang sedang dihadapai Bumi ini, tapi tidak ada kompromi, mereka tetap bodoh! Kenapa...??? Karena kalau mereka pintar, mereka tidak akan membiarkan Bumi ini hanya dapat dihuni keturunan-keturunan mereka tepat 50 tahun setelah mereka wafat kelak (ini perumpamaan saja... Saya tidak bermaksud mendeklarasikan kapan Bumi kiamat layaknya peramal).

Sekarang, ayo kita sama-sama berpikir dan merenung sejenak. Kira-kira apa saja yang sudah terjadi di Bumi, dan membuat kita takut dan khawatir... Saat jawaban-jawaban itu mulai terbayang, tidak perlu diucapkan, tapi cukup bisikkan dalam hati dan pertimbangkanlah untuk mulai mencari-cari ketidakbersahabatan Bumi yang lain di hari-hari anda selanjutnya. Jangan beranggapan bahwa alasan dan hal-hal sepele tentang kondisi Bumi yang membuat anda takut dan khawatir tidak masuk dalam kategori. Karena, anda kepanasan di malam hari dan ternyata tidak terjadi hujan keesokan paginya pun, dihitung!! Bahkan, kenyataan bahwa banyaknya produk kecantikan untuk kulit yang menggunakan SPF (Sun Protecting Factor) tingkat tinggi pun berhubungan dengan topik ini.

Sebenarnya sangat banyak yang telah terjadi pada Bumi, dan Bumi berhak membalasnya. Bukankah hujan sekarang terkadang sangat mendebarkan karena diiringi angin ribut (dulu mungkin anginnya sekedar bisik-bisik, sekarang sudah berani teriak-teriak, persis aktivis di Indonesia kini dan sebelum runtuhnya Orde Baru), kegelapan mencekam... Ditambah lagi visual & sound effect (SFX) dahsyat berupa kilatan petir dan gemuruh tabrakan jutaan volt listrik alam! Penulispun sampai sekarang tidak pernah tenang dengan hujan model begitu. Kurang kuat mental rupanya.

Sudah saatnya semua yang “berkepala” peduli, bahkan semut yang otaknya sepersekian mikrogram pun peduli! Mereka dari dulu sampai sekarang tidak pernah menggunakan setetespun bahan bakar minyak. (Ini sudah dibuktikan oleh berbagai peneliti !). Lelucon kadang bisa memberikan efek positif bagi pembaca, sehingga ada sesuatu yang berkesan dan bisa dijadikan Keywords untuk merangkum isi dari tulisan ini sehingga bisa lebih bertahan di kepala, bahkan apabila anda bisa tersenyum membaca kalimat tadi, artinya anda sudah mulai benar-benar mengerti, bahwa tulisan ini sebenarnya bermakna dan memberikan bisikan kepada anda untuk mulai peduli dengan Bumi yang sampai saat ini, masih bersedia untuk anda tempati.

Kita tentu tidak bisa bayangkan bagaimana seandainya jika langit (yang biru, mempesona) tidak lagi seindah ini warnanya beberapa tahun lagi. Jingga saat senja, Gelap keperakan saat bulan menyinari malam, bahkan terkadang semburat keunguan memberikan nuansa kesejukan yang mampu memberikan isyarat kepada hati untuk takjub dan bersyukur bahwa alam ini luar biasa indah. Sayangnya, hanya segelintir dari kita yang berusaha mempertahankan agar segala keindahan itu bisa dinikmati oleh manusia-manusia masa depan. Peradaban di muka Bumi, setidaknya tidak berakhir akibat kerusakan alam yang disebabkan oleh kita, manusia!

PERLU TIGA PLANET SERUPA BUMI UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA JIKA KITA TIDAK SEGERA BERTINDAK !

Ungkapan tersebut pernah membuat penulis merenung dalam-dalam, saat dinarasikan secara dramatis pada sebuah program dokumenter di televisi tentang lingkungan, vu du ciel (earth from above). Program dokumenter ini menggambarkan seberapa besar tanggung jawab manusia atas kerusakan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi di “muka dan belakang” Bumi. Ironis sekali, padahal seluruh manusia Bumi memimpikan memiliki keturunan, dengan mencari pasangan hidup, menikah, memilki anak, dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Namun, hanya segelintir dari mereka yang mengerti bahwa, seiring mereka hidup, Bumi yang mereka tempati semakin tua, dan semakin banyak mengalami kerusakan.
Mereka mungkin tidak pernah berpikir bahwa untuk memastikan agar anaknya nanti juga berusaha memilki keturunan, mereka perlu menjaga agar Bumi tetap senyaman ini untuk ditinggali. Setidaknya, masih ada udara gratis untuk dihirup, air yang melimpah tanpa tercemar, pepohonan hijau untuk menjaga sumber kehidupan, langit yang tetap biru untuk dinikmati setiap hari, hujan yang memberikan nuansa ketenangan dan kesejukkan, bukannya kekhawatiran akan “langit yang seolah-olah segera runtuh”. Serta berbagai pesona alam lain yang tidak sepantasnya hanya dituliskan dalam buku-buku sejarah, seperti yang sering diceritakan dalam film-film fiksi (Saya teringat film Waterworld, yang dibintangi Kevin Costner, dimana digambarkan bahwa Bumi saat itu tertutupi oleh lautan. Artificial Intelegent (A.I), garapan sutradara Stephen Spielberg juga menggambarkan kondisi kehancuran Bumi, hanya saja lebih imaginatif). Sekarang pertanyaannya adalah, seberapa besar anda memilki “kontribusi” sebagai salah satu dari jutaan manusia perusak Bumi.

Sekali lagi, jangan menganggap bahwa hal-hal kecil yang anda pikir mungkin bukan sesuatu yang perlu dipermasalahkan, tidak termasuk dalam “kontribusi” perusakan Bumi! Anda pikir dengan meminta kantung plastik hanya untuk membungkus sebotol kecil kecap yang anda beli di warung, padahal cukup dimasukkan ke dalam saku celana, bukan tindakan perusakan Bumi?! Manusia saat ini, cenderung tidak peduli pada hal-hal kecil! Mereka pikir, hanya para penambang, penebang pohon, dan pabrik-pabrik besar saja yang merusak Bumi! Mereka mungkin “kontributor” utama, hanya saja, hal-hal kecil yang anda lakukan setiap hari sebenarnya juga tindakan perusakan terhadap Bumi!!

Siapapun yang beruntung sekali membaca tulisan ini, mestinya sudah bisa mengambil kesimpulan dan keputusan, apa tindakan terbaik sebagai manusia, yang bisa anda lakukan untuk tidak lagi berpikiran sempit dan menjadi manusia yang “masa bodoh” dengan keadaan Bumi. Karena, percuma saja anda berusaha belajar, berusaha untuk menjadi kaya, berusaha untuk memiliki keluarga dan keturunan, karena tanpa tindakan penyelamatan atas Bumi, semua yang anda lakukan dan rencanakan itu bisa saja menjadi sia-sia, karena Bumi nantinya tidak akan bersahabat lagi dengan kita Manusia, lalu, untuk apa harta yang Anda miliki, kemana keluarga Anda tinggal?! Bulan ataupun Planet Mars belum siap menampung Manusia Bumi, terlebih lagi dijadikan pusat peradaban masa depan. Bukankah disana tidak ada pepohonan, air, dan kebutuhan-kebutuhan esensial manusia lain.


BERTINDAKLAH BIJAK TERHADAP BUMI

Tuhan menganugerahkan Bumi bukan semata-mata untuk kita “mengambil”, sebagai manusia kita juga harus “memberi”. Saat “memberi” dirasa sulit, maka “menjaga” setidaknya cukup! Cukup membuat Bumi merasa dihormati dan cukup menunjukkan bahwa kita Bersyukur atas apa yang telah diberikan Tuhan untuk kita, karena sebaik-baik manusia di mata Tuhan, adalah manusia yang bersyukur atas segala pemberian-Nya.

Hanya dengan sedikit perubahan pada diri sendiri, memulai dari hal terkecil dan paling sederhana, tanpa perlu biaya, bahkan justru akan menjadikan kita lebih bisa berhemat, karena salah satu penyebab utama kerusakan pada Bumi adalah sikap boros, yang menjadikan pemanfaatan sumber daya alam tidak pernah efisien. Merupakan sikap terbijak yang mungkin kita semua bisa lakukan. Tidak perlu menjadi aktivis Lingkungan Hidup untuk ambil bagian dalam usaha pelestarian dan perbaikan kondisi Bumi. Cukup dengan hal-hal kecil. Namun penuh dengan konsistensi yang tidak mudah terpengaruh oleh berbagai keadaan!

Keberlangsungan Kehidupan di atas Bumi ada di tangan kita semua!

Saat anda sadar bahwa sudah saatnya untuk kita bertindak, maka mulailah dari diri sendiri. Berikutnya, tugas kita bersama untuk mengajak manusia Bumi lainnya.

BUMI MEMBUTUHKAN KITA!!!
LANGIT HARUSNYA TETAP BIRU!!!
AIR HARUSNYA TETAP BENING!!!
PEPOHONAN HARUSNYA TETAP HIJAU!!!
MANUSIA BUMI HARUSNYA SELALU TERSENYUM MELIHAT KEINDAHAN BUMI!!!

(EoR).

Writen by:

M. Agus Renaldi
"salah satu yang peduli dengan Bumi"

Sudahkah anda mulai peduli..???

No comments:

Post a Comment