Yƍkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Wednesday, September 9, 2009

Mengubah Dunia (Bagian I)

Entah berapa banyak orang yang memiliki impian untuk dapat mengubah Dunia. Hanya saja, yang aku tahu pasti, aku adalah salah satu diantaranya.

Manusia kecil ini merasa impian itu bukanlah sesuatu yang mustahil,dan terlihat keren jika nanti kusampaikan pada kesempatan-kesempatan tertentu, ulang tahunku misalnya, sehingga aku meletakkannya pada urutan teratas dari impian-impian lain di kepalaku, dan tercatat dengan “rapi” pada buku kecil coklat tua pemberian ayahku. Awalnya hanya 9 macam, sekarang, seiring perjalanan hidupku, jumlahnya menjadi seperti sekarang, satu impian utama, dan sembilan puluh sembilan impian kecil-kecil, itu pun, selalu saja beranak-pinak.

Keluargaku, Ayah, Bunda dan Kakakku... Tidak pernah melarangku untuk berimajinasi,  setinggi-tingginya imajinasi, tidak akan memberikan efek buruk padaku. Mereka percaya, hal itu akan menciptakan kebaikan untuk ku, suatu saat, dengan caranya sendiri.

Impian kecil anak manusia yang masih takut tidur sendirian, jarang sekali bonafit, tapi impian-impianku, terutama yang nomor 1 itu, entah sebutan apa yang paling layak untuknya. Tentu saja jauh diluar bonafit, mungkin tepat disebut “Mewah”. Yaa.... Mewah! Luxurious! Briliant! Impianku, mewah sekali. Merubah dunia!

Pemilik impian itu, adalah makhluk yang saat impian itu pertama kali muncul dikepalanya, masih dengan sangat bangga mengenakan mahkota dari karton, ditambah properti berupa pedang plastik yang ujungnya bengkok karena terlalu sering berperang dengan Naga penyembur api, yang tak lain dan tak bukan hanyalah kakakku yang mengenakan sarung menutupi kepalanya sambil bermain game di depan televisi. Kakak ku yang terpaksa bermain dengan “start-pause-start-pause”, demi meladeni adik kecilnya  yang sesekali muncul dari belakang sofa ruang keluarga untuk menebas leher “sang naga” sambil berteriak, “ Telliiimaaa iniii, Naga Melaaaah!!”.  Yaa... Aku yang sedendam itu dengan “Naga Merah”.


Tapi kalian harus tahu bahwa, impian-impian yang terus bertambah itu, tidak pernah menggeser impian nomor 1 milikku. Mengubah Dunia. Si Mewah dan Brilian. Karena impian itu, benar-benar tidak pernah gagal membuatku menunda tidur selama lima menit tiap malam, memikirkan seperti apa caranya. Sedangkan, impian-impian lainnya yang 99 macam tadi, satu demi satu, sedikit demi sedikit terwujud.

Kalian perlu tahu, impian-impian kecil itu, semuanya hebat-hebat!

 

Nomor 96: Membunuh Naga Merah. (Berhasil, Senin sore, 27 Mei 1991)

 

(Berhasil karena memang pada sore itu, kakak dilarikan ke dokter karena matanya terkena pedang palsu-ku. Sejak itu, tak ada lagi Naga Merah.

Bunda yang selalu naik pitam saat melihat aku memegang “Pedangku” sambil mengintai kakak di balik Sofa. Kakak tidak, dia hanya tersenyum, padahal matanya pernah hampir buta)

 

Nomor 89: Menang main ular tangga melawan Iwan. (Berhasil, Minggu, 7 Juli 1991)

 

(Tidak ada kecurangan, tidak ada tragedi apapun, hanya menang! Menang dengan sendirinya saat dadu ku memunculkan angka 4. Tapi tetap saja, itu hari bersejarah bagiku)

 

Nomor 66: Dapat hadiah 17-an (Berhasil, Sabtu, 17 Agustus 1994)

 

(Waktu itu, dengan luar biasa, si Roby yang sudah hampir mencapai finish lebih dulu, (aku di urutan kedua) menjatuhkan kelereng di atas sendok yang digigit “tonggos”nya, gara-gara Sinta (Adiknya yang umurnya belum ganjil 5 tahun) tiba-tiba muncul dan mencoba memeluk kakaknya. Tak perlu kronologis lebih lanjut, intinya: Maka, jadilah aku pemenangnya)

 

Nomor 90: Punya kelereng satu kaleng biskuit. (Punya, Sabtu, 14 September 1991)

 

(Bukan karena jago, tapi lebih karena keberuntungan... Saat itu, Ayah meminta Kakak untuk membantunya membenahi gudang. Diantara tumpukan barang ini-itu, kakak menemukan kelereng yang dulu adalah “harta” miliknya di dalam kaleng biskuit. Akulah pewaris tunggal pada saat itu. Hanya saja, jumlahnya tak sampai 20 sebulan kemudian. Kakak hanya tersenyum mengetahui hal itu. Dia adalah kakak terbaik sedunia! Percayalah.)

 

Sekarang usiaku hampir 7 tahun. Malam ini, sebagimana biasanya, diakhiri dengan 5 menit berimajinasi, membayangkan rencana-rencana apa saja yang bisa kulakukan untuk merubah dunia. Dunia dimataku saat itu, saat umurku bahkan belum ditulis dengan dua digit, terlalu mengerikan. Sebentar-sebentar muncul monster, untung ada superhero yang berhasil mengalahkan mereka. Hanya saja, aku yakni, pasti akan tiba saat dimana mereka berhasil dikalahkan monster-monster itu. Mungkin, saat itulah aku akan bisa mewujudkan impianku. Aku akan merubah dunia dengan, menyelamatkannya dari Monster! Aha... Besok  Aku akan bertanya kepada Bunda, sejauh apa Jepang dari rumahku. Dunia perlu dirubah dengan menghentikan kemunculan monster-monster itu... Sumbernya dari Jepang. Mereka sering muncul di sana. Aku takut mereka muncul di Indonesia tak lama lagi. Jadi Aku akan cari sumbernya, di suatu tempat di Jepang. Juga di Amerika. Hanya saja, moster dari Amerika sudah bisa ditangani oleh jagoan yang berlima itu. Mereka bahkan punya robot hebat. Tak perlu pikirkan Amerika. Toh Jepang lebih dekat dengan Indonesia. “Sesama di benua Asia” kata Kakak.

Sekarang, waktunya tidur. Banyak pertanyaan yang harus dijawab Bunda, Ayah dan Kakak besok. Bu guru juga. Beliau pernah menyebutkan Jepang beberapa kali waktu mengajari kami cara melipat kertas dan membentuknya menjadi kodok aneh.                                                                      

          ******

 

Hari-hariku selalu dipenuhi dengan kebahagiaan, suka cita, pengalaman dan imajinasi! Semakin bertambah umurku, semakin banyak impian-impianku terwujud. Impian ku yang terwujud baru-baru ini adalah....Diperbolehkan bermain layang-layang menggunakan benang gelasan. Dulu, hal itu mustahil. Mulai sekarang, tidak lagi. Aku lagi-lagi bahagia telah mewujudkan impian, meskipun sebenarnya bukan aku yang mewujudkan, melainkan Bunda....  Kuharap kalian juga.

Kalian ingin tahu sebuah rahasia? Rahasia yang akan membuat kalian mungkin bisa sedikit menyaingiku. “Buatlah impian-impian baru sebelum tidur setiap hari, jika kalian belum mengantuk. Atau paling tidak, pikirkan cara untuk  mewujudkan impian kalian yang pernah gagal. Karena, impian-impian lah yang membuat bumi ini terus berputar”. Ayahku hebat bukan?! Rahasia itu pernah dibisikkannya kepadaku saat membaca buku kecil pemberiannya.

Seiring kedewasaan, yang sebenarnya tidak kuharapkan, aku mulai menemukan sebuah fakta... Umurku sekarang ditulis dua digit, 10 tahun, dan aku sekarang tahu bahwa Monster yang ada di Televisi itu, jauh sekali dari nyata! Semata-mata hanya tipuan, berupa kostum sinting yang dikenakan oleh manusia yang tidak lebih besartingginya dengan Ayah! Padahal, di televisi, gedung yang lebih tinggi daripada menara masjid di komplekku, hancur ketika diinjaknya. Berikut pula jagoan idolaku, yang kuanggap luar biasa karena bisa menjadi raksasa, sebesar monster pengacau tadi, dengan mengacungkan remote control di tangnnya, kostumnya menjadi merah-biru. Ternyata, monster tidak ada. Bukan yang ada di Televisi, tidak ada di Jepang. Dulu, aku menetapkan diriku sebagai pendukung pahlawan ku dari jepang, karena aku merasa kasihan, dia berjuang sendirian. Jagoan dari Amerika yang kostumnya warna-warni itu, kupikir cukup kuat melawan Monster. Mereka berlima. Tak butuh dukunganku. Tapi sekarang, saat aku tahu tak ada Monster di Jepang, aku punya jagoan baru. Berlima dari Amerika yang melawan moster-monster dengan robot mereka. Yang membuatku takut sekarang hanya monster dari Amerika.

Berarti, nanti Aku akan pergi ke Amerika untuk merubah dunia. Setahuku, cukup dengan menghancurkan markas musuh, monster di Amerika akan berhenti muncul. Kata Kakak, di Amerika, harus hati-hati dengan orang Indian. Mereka ramah, tapi tidak mengeri bahasa inggris.

 

 

******

 

 

Anything Goes Like We All Hope (Testimoni Rakoorwil 4 ILMMIPA)

Jelas sekali, sebagai yang “dilayani”, kami perlu menyampaikan ribuan pernyataan terimakasih atas apa yang telah teman-teman panitia Rakolwil IV ILMMIPA lakukan sehingga tak seorangpun dari kami (para delegasi peserta) yang layak memberikan kritik berlebih dari usaha-usaha brilian yang panitia terus upayakan dalam kegiatan tahunan ini.

 

Mari kita mulai testimonial ini dari sudut pandang saya, Muhammad A. Renaldi, Ketua BEM FMIPA UNLAM 2009-2010.

Sebagai organisasi mahasiswa yang baru pertama kali bergabung dalam ikatan keluarga istimewa ini, BEM FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan merasa sangat terhormat bisa berada di tengah-tengah kekompakan dan rasa kebersamaan yang ditunjukkan oleh para peserta lain yang berhadir dalam Rakolwil IV tahun ini. Meskipun tidak sedikit dari kami yang merupakan peserta perdana, tapi toh, tidak perlu waktu lama untuk saling mengakrabkan diri. Bahkan, saya sendiri yakin, bahwa tidak pernah muncul sikap saling jaga image (Jaim) antara kami (para delegasi  pria).

 

Bisa mengenal pribadi-pribadi luar biasa sekaligus belajar dari mereka, tentu saja merupakan pengalaman yang saat tulisan ini saya buat, tak henti-hentinya hati dan mulut ini tersenyum simpul. Mengingat keluarga-keluarga baru ku yang rata-rata memiliki kepribadian lebih dari satu. Sering sekali saya beranggapan bahwa, perlu tindakan lebih dari sekedar berjabat tangan untuk memulai segala sesuatu dengan orang yang baru dikenal… Sekarang, dengan referensi mutlak, yakni pengalaman sendiri, hal-hal seperti SKSD (sok kenal sok dekat) juga perlu diaplikasikan, karena sering sekali, segala sesuatu yang terlalu formal, tidak terlalu berkesan bagi kebanyakan orang. Saya sendiri, sering telah melupakan nama orang yang baru 15 detik lalu berjabat tangan dengan saya. Sebagai manusia, kita memang dituntut untuk siap bermoderasi kapanpun.

 

Belum lama bertemu, kami sudah tahu pasti, bahwa ada satu manusia yang luar biasa orisinil gaya bicaranya, dengan kelugasan-kelugasan opini yang selalu dititikberatkan pada kata-kata akhir berbunyi solusi kreatif, inovatif dan solutif!

 

Seiring dengan waktu, semakin bermunculan sifat-sifat personal yang sekali lagi, tidak pernah coba ditutup-tutupi. Bagaimana tidak, belum apa-apa, sudah ada teman kami yang mendeklarasikan diri sebagai “pemicu konflik”, bahkan pada detik-detik kritikal, dengan luar biasa, membuat mendidih kepala ketua BEM tuan rumah, dengan menginjak-injak sertifikat kegiatan yang notabene bisa diibaratkan sebagai harga diri panitia penyelenggara karena berhiaskan Stempel Lembaga tertinggi Kampus (Stempel Fakultas) serta lembaga tertinggi mahasiswa sekaligus (Stempel BEM). Bahkan, seandainya saat itu yang bersangkutan berhasil mendapatkan pemantik api lebih cepat (sebelum saya membisiki bahwa itu jelas “lelucon yang bodoh sekali”), maka habislah sertifikat tadi menjadi abu.

 

Peserta sidang yang berani menentang presidium dengan serta merta bernyanyi sebelum diizinkan, gumpalan kertas yang dilemparkan kepada presidium sidang I, serta air mata yang menetes akibat emosi yang terlampau menguap, merupakan ekstrapolasi kurva sidang yang biasanya membosankan. Nampaknya, menjadi presidium sidang ditengah-tengah kebrutalan fantastis ini, merupakan pengalaman yang pantas untuk diceritakan kepada sahabat-sahabatku sekalian. Untungnya, tidak benar-benar ada kursi yang dilemparkan ke meja sidang, meskipun beberapa kali terlontar dari para peserta.

 

Segala kebrutalan itu, merupakan skenario yang kami (para delegasi pria) susun, untuk memberikan kenangan yang tak terlupakan, tanpa sedikitpun maksud untuk mempermainkan sidang yang terhormat ataupun panitia yang luar biasa tadi.

 

Intinya, kesan manis sudah terasa sejak awal kebersamaan kita, semakin mengikat sepanjang waktu, hingga menorehkan kata-kata tak terungkapkan tentang aku, kamu, dan kita.

Senang mengenal kalian semua, sahabat!

 

Scripta manent, verba Volant!

 

 

Surabaya, 25 Juli 2009

@ 07.28 pm

Saturday, July 4, 2009

Tentang Kritisnya Kondisi UNLAM

DETIK-DETIK KRITIKAL UNLAM

(Tulisan ini, tentu agar kalian yang lagi “pingsan”, segera tersadar!)


Oleh: The Whisperer of Truth!

Muhammad A. Renaldi


Jelas sekali bahwa persentase jumlah civitas akademika, terutama Mahasiswa, yang mau peduli dan turut memperhatikan pergolakan apa saja yang sedang terjadi selama UNLAM sedang dalam tahapan pencarian pemimpin baru tahun 2009 ini, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah mereka yang tahu pasti bahwa petinju kebanggaan Negara ini, batal bertanding melawan rivalnya di penghujung bulan Juli nanti gara-gara keracunan oksigen.

Ironis memang, tetapi kenyataannya memang seperti itu. Absurdisme yang terjadi di Kampus ini, sebenarnya telah lama membuat penulis merasa, ada yang salah dengan “kejiwaan” pejuang almamater kuning keramat yang lain, sahabat-sahabatku, mahasiwa. Mereka teracuni terlampau parah oleh sikap tidak peduli, yang mengakar secara luar biasa karena rutin diberi “pupuk” bermerek “Only Think ‘bout myself”.

Saat terakhir saya melakukan aksi bersama orang-orang hebat (yang saat itu jumlahnya terlalu sedikit) untuk berusaha menarik masa, berteriak dari satu kampus ke kampus lain, untuk sama-sama memperjuangkan penghormatan aspirasi perwakilan civitas akademika di hadapan para Senat akhir bulan Mei lalu, ada sekitar 7 pesan singkat yang masuk ke handphone saya, dari kenalan-kenalan saya di tiap kampusyang kami datangi. Seluruhnya berisi pesan yang intinya, “Mending nyantai di kantin, daripada teriak-teriak tanpa hasil!” . SMS-SMS itu tak sanggup saya balas. Manusia rendahan bisa kumaklumi kalau mengirimiku komentar seperti itu, tetapi ini kenalan saya. Saya jenis manusia yang tidak sembarangan memilih kenalan. Saya kecewa.

Kebanyakan dari mahasiswa UNLAM saat ini, lebih peduli dengan hal-hal yang mereka anggap akan memberikan manfaat terbesar untuk diri sendiri, padahal seandainya otak mereka benar-benar “sehebat” otak saya, mereka akan sadar bahwa, siapa yang memimpin, dialah yang menentukan. Tentu saja yang bisa ditentukan oleh sang pemimpin lebih dari sekedar nasib saya dan anda, tetapi juga nasib kampus ini. Pernahkah anda membayangkan, jika ternyata Rektor kita nanti adalah tipe manusia yang gampang khilaf, dan tiba-tiba saja UNLAM dua tahun kemudian menjadi Universitas invalid?! Bagaimana nasib kita semua?! Bagaimana jika tiba-tiba biaya kuliah per semester tidak lagi ratusan ribu, melainkan jutaan rupiah?!

Sadarlah kawan! Janganlah kalian membiarkan nasib kita, nasib UNLAM tercinta kedepan ditentukan saat kalian sedang tertidur lelap, menikmati ketidakpedulian!



JANGAN BIARKAN KAMI BERJUANG SENDIRI

Gerakan yang sedang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiwa yang bersikukuh memperjuangkan aspirasi yang telah jelas-jelas dianggap sampah oleh 27 orang senat, dianggap penuh dengan keambiguan. Bagaimanapun juga, perjuangan untuk dihormatinya aspirasi civitas akademika dalam proses penjaringan yang telah secara mutlak menunjukkan salah satu calon Rektor sebagai pemenang suara yang hampir 70%, lebih dilakukan karena kami tidak ingin demokrasi yang berlaku di Universitas ini, “diperkosa” secara terang-terangan oleh keluarga sendiri.

Para manusia yang pikirannya pendek, pasti akan menganggap bahwa gerakan mahasiswa dalam memperjuangkan aspirasi civitas akademika, atas nama Aliansi Mahasiswa UNLAM Bersatu, merupakan aksi yang dimotori oleh salah satu nama calon. Marilah sedikit panjangkan akal, sebelum menyimpulkan sesuatu. Saya perlu sampaikan disini bahwa “Kami, mahasiswa yang tergabung dalam aksi itu, memiliki idealisme yang lebih tinggi dibandingkan apapun di dunia!”. Kami hanya yakin bahwa, tidak mungkin Kami hanya tidak ingin, budaya yang sedang gencar-gencarnya diberantas oleh para idealis, yakni pelecehan atas demokrasi, terjadi di kampus ini.

Saya tentu saja tidak bermaksud untuk menyatakan bahwa calon yang memiliki suara senat tertinggi tidak pantas menjadi Rektor UNLAM, karena bagaimanapun juga, beliau tentu saja merupakan tokoh yang hebat, memiliki andil dalam membangun UNLAM. Hanya saja, saya tidak yakin bahwa penilaian oleh civitas akademika yang jumlahnya lebih dari 300 orang, ditampik secara luar biasa oleh 27 orang senat. Padahal, tentu saja suara pemilih yang tidak sedikit tadi, (387 suara Dosen, 167 suara perwakilan Mahasiswa, 63 Karyawan), layak dijadikan sebagai cerminan bahwa, sosok calon Rektor yang memenangkan suara civitas akademika ini, merupakan yang paling pantas menjadi Rektor UNLAM periode 2009-2013.

Saya merasa perlu mengajak Anda untuk berpikir layaknya manusia dewasa dalam kasus ini. Bayangkan, bagaimana mungkin Anda mengatakan bahwa tidak ada masalah di dalam “lingkaran Senat” saat dalam suatu tahap penentuan keputusan pemberian suara oleh senat, dimana pemilihan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil pemilihan yang dilakukan oleh civitas akademika (seluruh dosen UNLAM, Kabag TU, dan Pengurus inti organisasi Mahasiswa UNLAM), calon yang jelas-jelas hampir mencapai persentase suara sebesar 70%, justru kalah suara! Dianggap apa suara para pemilih?! Sampah sekalipun, pun masih ada harganya. Jelas-jelas suara yang merupakan aspirasi rakyat, mereka nilai lebih rendah dari sampah.

Seandainya saja, cukup banyak “manusia” UNLAM yang sadar dengan ketidakadilan ini, maka, setidaknya saya akan bisa mengubah pandangan saya tentang kebanyakan “manusia” UNLAM yang ada di sekitar saya, yang tidak mau ambil peduli dengan Absursdisme ini. Sampai sekarang, maaf saja, saya menganggap mereka tidak patut mendapat sertifikat kelulusan dari Kampus ini. Tidak layak disebut Mahasiswa UNLAM, apalagi Alumnus UNLAM. Saya rasa, lebih baik mereka cepat-cepat pergi dari Kampus ini. Toh mereka tidak menganggap Kampus ini sebagai rumah mereka.

Sahabat, segeralah sadar!

Segeralah mulai peduli!

Kalian memiliki Kampus ini!

Kampus ini rumah kalian...

Rumah kita sedang “gawat darurat”, jangan seolah-olah buta dan tuli!


THE 21 INDISPENSABLE QUALITIES OF A LEADER

THE 21 INDISPENSABLE QUALITIES OF A LEADER

(21 Kualitas Kepemimpinan Sejati)

JOHN C. MAXWELL

  1. KARAKTER: Jadilah Bagian dari Batu Karang

  2. KARISMA: Kesan Pertamalah yang Terpenting

  3. KOMITMEN: Inilah yang Membedakan Pelaku dari Pemimpi

  4. KOMUNIKASI: Tanpanya Anda Akan Menempuh Perjalanan Sendirian

  5. KOMPETENSI: Jika Anda Membangunnya, Mereka Akan Datang

  6. KEBERANIAN: Satu Orang dengan Keberanian Sama dengan Mayoritas

  7. PENGERTIAN: Tuntaskanlah Misteri-misteri yang Belum Terselesaikan

  8. FOKUS: Semakin Tajam Fokus Anda, Anda Semakin Tajam

  9. KEMURAHAN HATI: Lilin Anda Takkan Rugi Jika Menerangi Orang Lain

  10. INISIATIF: Tanpanya, Anda Takkan ke Mana-mana

  11. MENDENGARKAN: Untuk Menyelami Hati Mereka, Bukalah Telinga Anda

  12. SEMANGAT YANG TINGGI: Cintailah Hidup Ini

  13. SIKAP POSITIF: Jika Anda Percaya Bisa, Anda Pasti Bisa

  14. PEMECAHAN MASALAH: Janganlah Biarkan Berbagai Persoalan Anda Menjadi Masalah

  15. HUBUNGAN: Jika Anda Akur, Merekapun Akur

  16. TANGGUNG JAWAB: Jika Anda Tidak Mau Membawa Bolanya, Anda Takkan Dapat Memimpin Timnya

  17. KEMAPANAN: Kompetensi Takkan Pernah Dapat Mengkompensasikan Ketidakmapanan

  18. DISIPLIN DIRI: Orang Pertama yang Anda Pimpin Adalah Diri Sendiri

  19. KEPELAYANAN: Agar Maju, Dahulukanlah Orang Lain

  20. SIKAP MAU DIAJAR: Untuk Terus Memimpin, Teruslah Belajar

  21. VISI: Anda Dapat Meraih Hanya yang Dapat Anda Lihat

Sahabat, saya baru saja mendapatkan “postulat-postulat” luar biasa ini, saya akan sangat senang jika kalian mau merenungkannya bersamaku...

Sahabat, kalian yang begitu mengenal diriku...

Saat kalian menemukan ada dari 21 kualifikasi itu yang jauh sekali dariku... Ceritakanlah kepadaku.

Aku mencintai kalian saat kalian juga belajar, seperti yang kulakukan....



Banjarbaru, July 2nd

The Great 2009


@ 11.17 pm


Tuesday, June 30, 2009

Farewell for this Month

Lihatlah..

Bulan ini berakhir, dan apa yang sudah kalian lakukan...???



Bayangkan....

Dunia sebagai Manusia

Benua sebagai Organ Tubuh

Negara Sebagai Jaringan

Manusia Sebagai Sel


Bukankah Dunia adalah manusia yang sedang Sakit?!


Pikirkan....

Seberapa parah sakit Dunia?


Renungkan....

Sampai kapan dunia mampu bertahan?


Simpulkan....

Seberapa besar Anda, sebagai sel, yang menjadi penyebab Dunia sakit?


Pertimbangkan....

Anda berhenti bermutasi menjadi sel perusak!


Pastikan....

Anda memulainya sekarang!

Yakinlah....

Anda ditakdirkan menjadi “Stem cell” yang bisa memberikan penyembuhan melalui pesan-pesan yang Anda sampaikan kepada sel lain melalui kepedulian, aksi dan komitmen!


Perhatikan bagaimana sel-sel lain dengan sendirinya melakukan regenerasi dengan pesan-pesan yang Anda sampaikan.

Lihatlah betapa bahagia Anda saat dunia kembali tersenyum, tersenyum untuk Anda!



An ordinary notes for earth

As a farewell for this month.

Goodbye, June 2009!



Writen @: Banjarbaru, June 30th.

on 11.55 pm

The Party of Imaginary

Ini pesta harian di kepala saya, yang sering kali hanya sekedar berlangsung dan menari-nari di dalam kepala, tetapi juga tidak sedikit dari mereka yang saya coba dokumentasikan ke dalam tulisan-tulisan yang sering naik turun tingkat kelayakannya untuk dibaca.

Meskipun ini adalah pestanya khayal milik saya, tentu saja banyak fakta-fakta yang mendasari khayalan-khayalan itu.


Hanya saja, penting sekali bagi saya untuk berbagi dengan Anda semua atas hal-hal yang saya ketahui dan tidak, karena tak banyak yang bisa saya lakukan untuk menjadi lebih dari orang lain, tanpa bermaksud membesar-besarkan bagaimana saya bangga dengan diri saya sendiri kepada Anda semua, tetapi setidaknya Anda mengerti bahwa ini hanyalah usaha saya untuk berusaha menjadi seseorang yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain di sekitarnya.


Saya ingin sekali mengundang Anda semua untuk bergabung dalam pesta-pesta ini, setidaknya, tulisan-tulisan inilah hal terkecil yang saya bisa berikan untuk Anda. Saya akan senang sekali jika Anda juga mengundang saya dalam pesta-pesta yang Anda miliki. Mulailah sebih sering “berpesta”!

Ceritakan tentang pesta kalian kepadaku!



June 29th, 2009


"Calon" Novel Gue!

The JBC

_________________Stories________
















First Page


Kalau orang-orang bilang, masa-masa SMA itu masa paling rame, asik, gokil, apa yang berhubungan dengan ABG terjadi di sini. Di SMA kita bisa melihat model-model konseptual kehidupan remaja mulai dari yang ada di posisi teratas dalam chart pergaulan remaja, sampai yang ngga muncul sama sekali di chart itu.

Kalau yang ada di posisi rada unggul sih hidupnya jauh dari kata bosen alias bete’, orang kerjaannya cuma bisa nerusin uang sakunya yang lebih dari cukup, buat dibikin modal nge-dugem doang. Tapi ada bagusnya juga sih anak-anak yang model gitu, soalnya bisa bikin perekonomian negara tetep jalan. Loe pikirin sendiri aja darimana asalnya tuh teori.

Dulu, waktu jaman Om Galih sama Tante Ratna pacaran, ngga ada tuh yang namanya “cinta karna harta”. Om Galih cuma modal sepeda onta disertai dengan setangkai bunga mawar merah yang segar, berseri lagi semerbak mewangi... Singkatnya, modal dikit aja udah bisa bikin pipi Tante Ratna merah merona.

Kata Om Galih dulu, ”Duhai Ratna, terimalah bunga ini sebagai hatiku yang tulus kuberikan untukmu. Dan apabila bunga ini nantinya menjadi layu, itu karna bunga ini malu akan dirinya sendiri yang tidak mampu mengalahkan kecantikanmu”.

Waktu denger kata-kata itu keluar dari mulut Om Galih yang sambil berlutut di depan Tante Ratna... Habis dah cerita... Kelepek-kelepek deh Tante Ratna salah tingkah, dan cuma bisa ngangguk-ngangguk sambil tersipu malu. Bersemi deh tuh cinta sejati.

Tapi sekarang, kalau loe berani make metode begituan... Yang jelas-jelas udah jadoel, bisa-bisa loe malah dikutuk tuh sama cewe-cewe. Tapi, begitulah hidup, ada satu yang ngga bisa dihilangkan atau dihindari. Perubahan. Toh dari dulu sampai sekarang teori Opa Darwin tetep jaya, “siapa yang mampu bertahan, dialah yang hidup” (Itu sih teori singkatnya, kalau ada yang bilang ngga tepat, silahkan aja loe ambil correction pen atau sering dibilang Type-X, trus ganti sama yang lebih rinci).

Kalau dulu perang adalah dengan senjata, sekarang perang adalah dengan menggunakan Pena. Wuih... Berat ngga tuh kata-katanya. Slogan itu dibuat anak-anak intelek yang katanya pengen jadi presiden, pengen dapet Nobel, pengen jadi penerus Om Albert, pengen punya penemuan paten, dikenang sepanjang masa, blaa... blaa... blaa... Dan seterusnya. Kerjaan mereka keluar masuk perpus. Kali aja nih, kalau sampe tuh perpus nyediain troli buat bawa buku-buku yang ada di sana, habis deh tuh buku di borong tuh anak-anak kelewat intelek.

Tapi buat anak-anak yang berbeda Habitat, motto mereka lebih kongkrit (menurut mereka). Mereka bilang “Perang sudah habis, ngapain repot-repot mikirin yang udah lewat. Mendingan nikmatin kemerdekaan yang udah susah-susah di usahakan para pahlawan”. Masuk akal juga sih. Tapi jelas sekali, itu adalah filosofinya para manusia PeAk alias ”pendek akal”. Anak-anak tipe begini memang pikirannya rada kurang panjang. Sampai-sampai, kalau lagi putus cinta malah jadi tukang mabok, malahan ada yang milih mati sekalian. Biar lebih kongkrit. Gila ngga tuh…?!

Di dalam buku ini, bakalan diceritain tentang tujuh orang cowo SMA yang tergabung dalam suatu Genk. Istilah-istilah lain ga’ ada yang cocok, mau dibilang Tim, ntar dikira mau ikutan lomba apaan, mau dibilang kelompok, ntar dikirain pengen belajar bareng, mau dibilang perkumpulan, ntar dibilang Karang Taruna. Jadi yah... Genk aja deh. Namanya JBC, mengenai kepanjangannya, itu adalah sesuatu yang fleksibel, alias berubah sesuai dengan kondisi dan situasi. Ntar sambil ngebaca nih buku, bakalan ditemuin kepanjangan dari nama JBC. Loe daftarin aja ndiri, apaan aja kepanjangannya. Tapi sekali lagi, ga’ ada yang paten.

Kalau lagi boseeeen aja, nih buku bisa dijadiin temen ngobrol (becanda aja kok... Soalnya nih buku belum dilengkapi dengan teknologi terbaru, belom ada Microphone sama speaker-nya, jadi ngga bisa interaksi deh). Yah, paling ngga nya bisa ngehibur. Tapi jangan dibaca sambil bobo ya?! Dijamin ga seru deh. Tapi kalau dimimpiin sih boleh.

Ngomongin masa SMA memang ga’ ada habisnya, apalagi kalau yang ngomong memang tukang ngomong. Bribet ga’ tuh kata-katanya?! Nah, biar ga’ panjang lebar lagi sampe bosen, mendingan balik aja deh nih halaman. Atau kalau dirasa ga’ bermutu, kasih aja ke temen, pasti deh kamu dianggap manusia paling dermawan abad ini. Kali-kali aja dapet Nobel.

Oh iya, thank’s ya udah ngebeli nih buku. Satisfacation Guaranteed... Chiaoo.











First Word from Us

Chiaoo...! Salam ini, kata pertama kami buat kamu-kamu yang kami yakin nantinya bakal jadi The JBChiaoo...! Tau tuh apaan, Shadow yang bikin. Ngga pake Konfirmasi dulu ke kami. Tapi oke juga ko....!


(Knees) : “Buat para pembaca yang baru pertama ngebaca File-File seru kami ini...”


(Shadow) : “Dan, memang edisi pertama sih, jadi belum ngeTOP, kalau kamu-kamu baru pertama kali ngebaca File-File kami... Selamat Andalah yang Kami Cari”


Pletaaak.....kkk !!!


(Shadow) : Ouch....!!!!

Apa-apaan loe pade?! Emang kepala aku buatan Prancis, anti pecah kaya Duralex??!!! Enak aje maen pites... Siapa...?! Siapa coba yang ngejitak gue barusan...!!!?


(Big Mad) : Kebanyakan kata-kata loe...!!! Gantian.


(Prince) : Mau adu jotos di belakang aja yaaa...! Ni kan kita-kita lagi pada Ngenalin Diri, bukannya ngetes Bela Diri!!!

Tuh yang mau ngebaca jadi ngga pengen nyentuh nih buku lagi...


(Zee) : Baiklah saudala-saudali yang udah baik banget, mau ngebuang-buang duitnya buat beli buku yang ngga belkualitas ini...


(Blade) : Ahh... Sok Cadel.

Maaf ngerepotin kamu-kamu semua yang udah pada dibikin capek ngedengerin Zee ngomong barusan...


(Big Mad) : Dan untuk kebaikan kamu semua... Lebih baik deh kayaknya kalau pada cepetan ngebalik nih halaman... Orang-orangnya pada agak kurang pantes tinggal di bumi. Tapi aku ngewakilin anak-anak JBC yang lain mau ngucapin MAKACIH UDAH NGEBELI NIH BUKU... DI JAMIN ASYIK KOK !!! Asal jangan ngebaca sambil bobo aja... Pasti ngga asyik!!! Tulisan-tulisannya biasanya suka pada nggak kelihatan. Percaya deh...!




WOY...WOY... Ntar dulu...!

Ada yang kelupaan...!

Woy...Wooooyyyyyy......!

JANGAN DI BALIKK DULLUUU NIHH HALAMAAANNNN....!!!!

Woooyyyy...!

Hufff....Haah...Haahh...!!!

(Zee) : Aduhh... Kebangetan banget seeh...! Udah di bilangin jangan di balik dulu juga...! Cape tau ngejalnya...! Kalau ngga bisa baca, mendingan ngga usah beli buku ini aja... Mending di tabung buat sekolah, bial bisa ngebaca. (Hosh...Hosh...)


(Prince) : Iya nihh...! Kebangetan... (Hosh...Hosh...)!

(Shadow) : Ada yang ketinggalan ngenalin diri...! Tuh, MC! Tadi barusan dari belakang, kebelet apaan tadi, ngga jelas juga.


(MC) : Sorry deeh...! Kebelet ngga bisa di tahan. Lama banget sih baru laku bukunya...! Udah cape banget gini...!!! Udah berapa lama tuh kita berpose di depan...! Nampang jadi artis Cover novel cerita sendiri aja pada ngga dipeduliin orang-orang...! Apalagi nampang di majalah Remaja langganan anak-anak gaul sekarang...


(Shadow) : Ngomong satu kata lagi aja gue Jitak loe...!


(Zee) : Shadow jutek ahh...! Biasanya ngga giii... (Pleeetaaak...!!!) aDDUUhhh...!!!


(Shadow) : Hmmpfh..... Grrrrr....!!!


(The JBC yang lain...) : (Bisik-bisik) (Knees)Pelampiasan yang tadi tuuuhhh....!

(Prince, Blade) Iyaa....iyaa... Bener...

: (Bisik-bisik) (MC) Eh...Eh! Emangnya tadi ada apaan seeh...??!?

(Big Mad) Ngga tau yaa...!!? Tadi kan....(Bl...Bla...Bla...)


(Shadow) : Ada yang lain...?!!!! Masih banyak nih jambunya...!!! Manis...!Agak pait dikit siih...! Ayo... Siapa lagi...

(Knees) : Aaah...Nggaak ko’! Tadi ada yang ditanyaain MC...

Udah deeh...Chu! Terusin yang tadi aja... Mau ngomong apaan...!? Mumpung yang ngebaca lagi melek...!

(MC) : Ummm.... Iya...

Aku Cuma mau bilang... “Jangan lupa... Sambil baca nih buku! Enaknya seeh, sambil ngemil. Apalagi ngemil Martabak... Murah kook...! Jangen maem Cokelat, ntar badannya jadi Balon kayak Big Mad.

(Shadow) : Hmmmpfh.... OKey! Kayaknya udah cukup deh...! (Grrr...Rrrrr....)

Temen-temen... Kayaknya Jambu-Jambu nya aku kasih semua ke MC aja deh!!! Iya kan Big?!

(Big Mad) : He eh...! Punyaku juga mau aku kasih ke MC juga!

(MC) : Waaaa...... Ampuun deh....! Kapook! (NGABUR)


(Shadow & Big Mad) Kejaaaaaarrrr.....!!!! (Marathon)

(Blade,Zee & Prince) (Ikutan Ngejar) Woooy... Emang pada malu-maluin aja...!!! Woooy....!

(Knees) Kayaknya belum apa-apa mereka udah ngeluarin Tabiat mendadak deh...! Hufff....!!!


TRIM’S ya... CHIAOOOOOO......!!!!!!

(Salam Chiaooo dari The JBC Brothers)

FILE 1


The Beginning


Dimana-mana nih, yang namanya kantin sekolah itu merupakan basecamp-nya anak-anak SMA kalau lagi istirahat, tapi ga’ cuma waktu istirahat aja, kalau ada kejadian dimana antara Guru dan Murid tidak lagi tercipta keharmonisan (Cieeh...), maka terjadilah yang namanya Pembolosan. Jadi, TPS2 (Tempat Penampungan Siswa Sementara) alias tempat ngabur bin bolos ya di kantin. Tapi itu juga sembunyi-sembunyi. Kalau sampai ketahuan Pak Ramli, satpam sekolah, yang killer abis, melebihi kebengisan sipir penjara, habis deh tuh para residivis kambuhan (Tukang bolos). Kalau ngga langsung di serahin kepada yang berwenang, alias Pak Haris sang Kepsek, bisa-bisa kena Tilang (Tindakan Langsung). Hukuman Pak Ram lumayan variatif dan kreatif sih. Kadang-kadang di suruh Push-Up puluhan kali, lari keliling lapangan basket, tergantung suasana hati dia pokoknya. Pernah Pak Ram ngehukum tukang bolos dengan disuruh nyuciin piring-piring kotor di kantin tempat mereka bolos. Yang senang ya si empunya warung bisa ngehemat tenaga. Tapi kalau Pak Ram hatinya lagi gerah, habis deh, bisa-bisa yang kedapatan lagi ngebolos di suruh ngebersihin WC sekolah plus lari-larian di lapangan basket lima kali, ditambah ngosongin tempat-tempat sampah di semua kelas tanpa terkecuali. Combo ngga tuh…

Kantin Dugem merupakan tempat paling ngetop di SMA Nusa Bangsa alias SMASABA ini. Kalau dibandingin sama HardRock Cafe aja sih lewat...! Maksudnya ke-lewat-an... Tapi, dari anak-anak Underground, sampai anak-anak calon penerus Einstein pada nongkrong di Kantin ini. Ga’ tau pada ngapain, makan kali. Ato sekedar buat ngeliat anak-anak cewek yang biasanya Jaim dihadapan guru-guru, pada nge-gelarin dagangannya, nge-gosip, candle-light launchbreak ma Cowo nya (Lilinnya sebenarnya dipake buat ngusir lalat yang sering pada ikutan ngumpul, soalnya lagi musim ujan), nyusun rencana buat Dugem atau jalan bareng cowo masing-masing biar ga’ ketauan Bonyok, pokoknya apa aja. Termasuk anak-anak yang lagi sibuk ngomongin Logaritma, Integral, aljabar, sampai Ahmad Albar! Rumus bikinan Om Einstein, sampe yang mau nyoba-nyoba bikin rumus baru biar bisa dapet Nobel. E=mC kodrat….Heee.

Memang banyak banget anak-anak yang sebagian besar tergabung dalam Genk-Genk tertentu pada nongkrong di kantin ini. Cuman hari ini aja si Choki kebetulan lagi sendirian tanpa enam manusia JBC lainnya. Kantin ini kantin favorit di SMASABA, soalnya tempatnya keren, selalu menyesuaikan dengan dinamika anak sekolahan! Predikat itu udah hasil Vooting Mading SMA Nusa Bangsa alias SMASABA yang hasilnya 57 persen siswa-siswinya ngakuin kalau kantin Dugem punya Om Heru sama Tante Tina ini tempat nongkrong waktu istirahat favoritnya anak-anak. Disamping tiga kantin lain yang secara umumnya, juga bagus-bagus. Cuman kalah gede aja sama kantin Dugem.

Diliat dari nama yang punya aja, yang pake disebut Om sama Tante itu, Kantin Dugem emang beda sama kantin-kantin sekolah pada umumnya, mungkin memang udah pantes disebut kafe. Tapi pas Om Heru nyoba ngeganti nama Kantin jadi Kafe, Kafe Dugem gitu... Kapok deh Om Heru. Soalnya Pak Haris, kepsek SMASABA mencak-mencak. Pak Haris bilang ga mungkin ada kafe di sekolah. Trus, kata Pak Haris, udah mending dulu dikasih izin ngeganti nama kantin yang dulunya kantin Rutin (Gabungan dari nama si empunya Kantin, ”Heru+Tina=RuTin”. Yeah, U’re right... It’s horrible! Jelek mampus tuh nama! Apalagi kalau tau asal usulnya!) berubah jadi Kantin Dugem, soalnya nama yang dulu udah dicap PAYAH oleh anak-anak sampai-sampai mereka pakai ngancam kalau tuh nama ga’ cepet-cepet diganti, mereka bakalan demo. Tau tuh anak-anak pada pengen jadi aktivis kali.

Yang nemenin Om Heru menghadap Pak Haris waktu ngajuin “Proposal Penggantian Nama Tempat Usaha (P2NTU)” itu si Duta. Abis deh Duta... Ikut kena samber, soalnya kata Om Heru, Duta yang jadi promotor ganti nama kantinnya itu, Om Heru ngikut soalnya Duta bilang dia udah dapat izin dari pihak sekolah. Duta emang koordinator OSIS yang punya urusan sama kantin-kantin di sekolah. Untung yang nyamber bukan gledek, cuma sepercik dua percik air hujan lokal yang diciptakan dengan sempurna oleh Pak Haris dari bibir beliau. Kata Duta waktu marah-marah itu muka Pak Haris M2M alias ‘Merah Menyala’, bukan merah padam lagi, merah padam sih waktu Ngomelnya udah selese. Wah… wah… Choki sama Zulu cuma bisa nahan ketawa waktu Duta ngadu-ngadu di Markas.



*******



Suasana di kantin Dugem lumayan heboh, udah hampir ngalahin pasar. Maklum, soalnya semua bentuk kehidupan di SMASABA pada ngumpul di sini. Di tengah-tengah keramaian ini, terlihat sesosok makhluk misterius yang diidentifikasi sebagai Choki. Cuman Choki aja yang mangut-mangut sendirian.

Di otak Choki cuma ada satu nama yang dari tadi bikin dia mau ngusir semua anak di kantin ini. Duta. Anak gempal yang udah sepuluh menitan tadi ditunggu-tunggu Choki. Katanya mau ke kantin seberang sebentar, ada makanan favoritnya yang ngga dijual di sini. Kue donat sebesar mangkok yang dari kelas udah dibayang-bayangin Duta. Kue donat itu baru aja di promosiin pake selebaran yang di tempel di dinding-dinding kelas tak ketinggalan di Mading, dari kemaren. Dan hari ini, hari peluncuran pertama ‘King Donat’, produk baru dari kantin Bu Sisca, yang jadi saingan Kantin tempat Choki Nangkring ini. Duta bener-bener bikin Choki suntuk.

Yang nongkrong di sini kebanyakan terbagi dalam genk-genk tertentu. Nggak terkecuali genk FiveEve. Genk anak kelas sebelas IPA lima, powered by lima anak cewe yang keseluruhannya pada punya karakter. Jenny si Bule centil, Santy si model shampo, Dita si Lovely, Fisya si Sporty dan Reni si Bayi sehat. Tapi tumben, yang ada cuman tiga anggota aja, Dita sama Fisya batang hidungnya ngga kelihatan. Mungkin ada kesibukan tersendiri.

Kalau pengen dideskripsiin secara lebih detail mengenai nama-nama di atas sih bisa aja, tapi semua nama-nama plus gelarnya itu udah bisa dijadiin pedoman, cuman belum dibukukan aja, tunggu deh penerbitannya di koran-koran lokal. Nah kalau koran-koran di kota-kota kamu belum nerbitin edisi spesial tentang genk ini, ya udah, nih skalian dideskripsiin di buku ini dulu aja.

Dimana-mana nih, tiap genk pasti ada mayornya kan ya? Nah, Jenny si Bule Centil itu pemimpin ‘grup paduan gosip’ ini. Dipanggil Bule yah karena memang Jenny ditakdirkan Blasteran, Papi Jawa tulen, Mami from France (Kalau ditanyain guru soal kebangsaan Maminya, Jenny ngomong France gitu pake logat-logatnya segala, jadi mirip-mirip Celine Dion kalau ngomongin tanah kelahirannya). Nah, tambahan kata centil itu ya memang lantaran si Jenny emang centil. Anak-anak cowo’ yang pada suka sih banyak, sampai-sampai anak-anak berpendidikan calon penerus Om Einstein yang tiap hari keluar masuk Perpus sambil ngebawa barang-barang kebutuhan alias buku, barang setumpuk-dua tumpuk itu sampai ngelepasin kacamatanya buat ngeliat Jenny lagi jalan. Kiri-kanan-kiri-kanan... Kali aja tuh anak-anak kutu buku udah ngebikinin ‘rumus baku‘ buat jalannya si Jenny.

Kalau Santy si model shampo, dapet tuh gelar lantaran si Santy kalau jalan, agak ngegelengin kepalanya dikit, trus di tiap langkahnya yang mempesona itu rambutnya yang indah, lurus, hitam berkilau, dan panjang menjadi bergoyang-goyang. Dan wangi shampo dari rambutnya, bikin semua orang yang ada disekitarnya, jadi pengen terbang ngikutin si Santy.

Naah, kalau Dita si Lovely ini lain dari yang lain. Orangnya lembuut banget (Yang pastinya sikapnya yang lembut... Bukan badannya. Emangnya loe kira seprei kasur, lembut). Bagi anak-anak cowo, si Dita ini yang paling diidam-idamkan. Cara jalannya, tutur katanya, kelembutannya itu.... Waduwh, bisa bikin siapa aja jadi bersyukur beribu kali bisa hidup di dunia ini dengan ditemani Dita. Apalagi, Dita termasuk cewe yang intelek juga. Kalau anak-anak FiveEve ada di perpus, tidak lain dan tidak bukan, itu pasti disebabkan karena semua lagi pada nemenin Dita nyari bahan buat nyelesein tugas-tugas sekolah. Yang lain ngikut, soalnya Dita maksa mereka belajar juga, biar ngga Bloon-Bloon amat. Tapi Dita sih bilang gitu dengan sehalus mungkin. Ngga pakai kosakata yang kasar. Kan Dita lembut...?!! Dari hasil Vooting Mading SMASABA, Dita yang paling banyak punya Fans di SMA ini. Kongkrit ngga tuh ajang..?!? Untung ngga ketahuan Pak Haris. Si Dita cuma bisa bilang “ Kok Guee...???!? Ini kerjaan siapa sih???” ngelihat hasil tuh Vooting kerjaan anak-anak Mading yang pada kelewat kreatif. Untung si empunya nama yang nangkring di tempat paling atas chart “Cewe Idaman Cowo-Cowo SMASABA”, Dita Heradina ini ngga ngajuin banding ke-kejaksaan tinggi setempat.

Kalau pada penasaran sama yang namanya Fisya si Sporty, mumpung lagi semangat nulis, okey deh dikenalin sekalian. Kenapa Fisya diberi julukan Sporty??! Soalnya kata Sporty ini pas buat Fisya. Simpel kan?! Non Fisya anak orang kaya, itu sudah banyak yang tau (Temen-temen di sekolah sih, kamu belum kan…?! Jadi jangan sok tau). Trus Non Fisya hobi olahraga, jelas, terbaca dari julukannya. Tapi ada ngga yang tau kalau Non Fisya itu orangnya Romantis banget???

Yang tau sudah pasti cuma satu orang, dan orang itu adalah Re’, cowo-nya Fisya. Re’ salah satu anggota JBC juga, (Kalau ada yang protes knapa JBC ngga dikenalin duluan, mohon maaf. Soalnya kami terbiasa mendahulukan daripada didahulukan. He…He…He. Jadi, sabar yaa…??!). Re’ sama Fisya sudah bikin banyak orang komentar tentang mereka berdua. “Aduuhh… Mereka serasi banget!!”. Dua-duanya hobi olahraga, Re’ hobi Tae Kwon Do, Fisya hobi Basket, sama-sama hobi nulis, pokoknya banyak kesamaannya dan tak terpisahkan. Hubungan JBC sama FiveEve lumayan erat dikarenakan Re’ sama Fisya ini.

Fuuih… Akhirnya nyampe juga digiliran ngenalin yang namanya Reni si Bayi sehat. Ngga perlu panjang-panjang. Singkatnya, Reni gempal, hobi makan (mungkin hobi selain itu ngga ada), cerewet, gokil, di luar dugaan. Kenapa di luar dugaan, karena Reni sikap dan sifatnya fleksibel. Kadang-kadang A, trus besoknya jadi E, besoknya lagi Z, besok-besok D… Dan seterusnya. Pokoknya, unpredictable. Punya catatan tersendiri dalam hidupnya. Pada penasaran catatan apa…?! (Nih di kasih tau, tapi jangan bilang-bilang sama Reni ya kalau gue yang bilang. RENI UDAH TUJUHBELAS KALI GAGAL IKUT PROGRAM DIET. Pssssst…!!!)

Udah cukup segitu kan perkenalannya?! Kalau masih kurang, jangan minta nambah. Lain kali aja.

Walaupun dua anggota lain ngga ada, Dita sama Fisya yang absen entah kemana, anak-anak FiveEve tetap aja rame. Ngegosipnya mereka tetep jalan terus. Tapi dua anggota yang lagi ngga berada di tempat itu juga sebenarnya bukan tukang gosip sih, jadi ngga akan berpengaruh terhadap kelancaran gossip hari ini. Jenny, Santy sama Reni ngambil tempat di meja yang tepat ada di belakang tempat Choki duduk sendirian.

Belum lama nongkrong di situ, gosipnya udah mulai aja.

Eh, tau ngga... Kemaren gue dipuji Bu Dina loh...!”. Jenny, yang dari tadi ngipas-ngipasin rambutnya ngebuka gosip tepat di belakang Choki yang dari tadi jadi kurang konsen, soalnya Choki emang agak sensitif sama anak-anak cewe yang tergolong selebritis ini.

Choki komat-kamit dengan harapan dia ngga ketahuan oleh mereka bertiga. Soalnya Choki ngerasa ngga akan berdaya menghadapi mereka kalau cuman sendirian. Choki sih mau ngga mau ngedenger pembicaraan tuh ade-ade kelas.

Sampai-sampai tadi waktu di kelas, nama gue disebut-sebut lagi!” Lanjut Jenny.

Waah...Hebat loe, Jen!” Reni, teman satu genk Jenny ngomong sambil sibuk ngeliatin menu-menu kantin. “Emang lo ada prestasi apa? Ko bisa-bisanya dipuji gitu! Jangan bilang loe baru menang Olimpiade sains deh. Ngga bakalan ada yang percaya…”.

Atau udah ngangketin jemuran Bu Dina loe, Jen?!” Santy ikut-ikutan nyeletuk. Sambil ngipas-ngipasin rambutnya yang hitam panjang. Anak-anak cowok yang ada dibelakangnya, yang dari tadi lagi sibuk ngabisin pesanan... berenti ngunyah pas nyium aroma rambut Santy yang harum abizzz....

Enak aja loe, Ty!” Bantah Jenny.

Gue... Kemaren... Waktu lagi jalan ke Mall... Sebelum ujan...!” Jenny kelihatannya sengaja ngomong kaya motor ngadat gitu, kalau udah gini, Santy sama Reni jadi pada bengong ngedengerinnya.

Trus...Trus...?! Emang ada apaan... Lu nangkap geledek yang mau nyambar Ibu Dina?!” Reni nyeletuk. Tangannya sibuk nyatat pesanan di kertas pesanan kantin.

Waah... Gitu ya!?! Hebat dong loe, Jenn!” Santy nyindir. “Gue jadi salut ama loe...! Blajar di mana loe, sama Jaka Tingkir?!!”

Ren, pesenin gue softdrink satu ya?!” Pesan Santy.

Reni langsung nyatet. Kelihatannya udah ngga sabaran lagi. “Loe Jenn?! Sama?!”

Iya… Jangan lupa es nya!” sahut Jenny “Gue gerah nih!”.

Yee… Hari sejuk gini gerah”. Sahut Santy “Tapi gue juga sama deh, tapi es batunya dikit aja.”

Reni menyerahkan pesanan ke Tante Tina di belakang setelah selesai menulis semua yang diinginkan perutnya waktu itu.

Trus… Jenn. Lanjutin cerita loe tadi dong!” Santy penasaran. “ Loe ngga bener-bener nangkep gledek kan…?!”

Ya ngga laah…! Gila kali. Darimana kemana gue nangkep gledek” Jenny ngomong sambil ngikat rambut pirangnya.

Gini… Kemaren waktu gue lagi nyari-nyari buku di Mall, gue ketemu Bu Dina!”

Santy sama Reni tambah bengong. Jenny ke Mall, trus ke Toko Buku…??! Ngga bangeet.

Pada ngga percaya loe..?” Jenny balik bingung ngelihat temen-temennya pada melongo. “Oh… Pasti loe semua kaget ngedenger gue ke toko buku kan?!”

Santy sama Reni ngangguk-ngangguk.

Gue cuman nemenin ade gue lagi… Mami nyuruh gue nemenin Rio buat beli buku komik kesukaannya yang baru terbit”. Jenny bersemangat.

Waktu gue lagi liat-liat buku, ehh… Ngga taunya ada Bu Dina sama suaminya lagi nyari-nyari buku juga buat anaknya”.

Truss… Truss… Gimana ceritanya loe bisa sampai dipuji sama Bu Dina yang killer gitu?!” Santy tambah penasaran. Reni penasaran sekaligus ngga sabaran nungguin pesanan mereka datang.

Jadi gini… Pas Bu Dina lagi nyari-nyari buku di bagian buku sekolah, gue pura-pura lagi nyari buku pelajaran, trus… Ngedeketin Bu Dina. Tapi gue pura-pura ngga ngeliat juga”. Jenny menjelaskan sambil tersenyum tipis.

Waah… Gue tau tuh lanjutannya!” Reni angkat bicara. “Pasti loe pura-pura ngga sengaja nyenggol Bu Dina yang lagi megang banyak buku, trus loe minta maaf sambil ngebantuin mungut buku-buku Bu Dina yang pada berantakan. Iya kan?”

Enak aja loe… Itu sih kelewatan”. Sahut Jenny. “Gue pakai cara lain… Agak sedikit repot sih. Tapi brilian!”

Pesanan mereka datang. Tante Tina yang ngantarin. Empat botol softdrink, ditambah dua porsi batagor. Jangan nanya tuh batagor buat siapa, udah pasti buat Reni, itu juga kurang. Tapi se-engga’nya, Reni adil. Mesan batagornya dua, softdrinknya juga dua (Ah… Itu sih emang si Reni-nya aja yang rakus). Reni yang dari tadi udah nahan laper, jadi semangat lagi.

Trus… Loe pakai sandiwara apaan?!” Reni nanya sambil nambahin kecap sama sambel ke dua piring batagornya. “Loe be-dua pada ngga laper apa?!”

Santy sama Jenny geleng-geleng sambil sibuk nuang softdrinknya ke gelas masing-masing yang berisi es batu.

Gini… Gue dengan susah payah, pura-pura ngeborong banyak buku pelajaran. Pas gue rasa tangan gue udah ngga mampu lagi menahan tuh buku-buku pelajaran, gue dengan timing yang sempurna, berjalan mendekati Bu Dina. Trus… Gue senggol dikit deh. Biar lebih kongkrit”. Jenny keliatannya lumayan kehausan, soalnya sekali sedot, softdrinknya udah habis setengah gelas. Untung aja Jenny bisa nahan sendawanya.

Ngeliat gue dengan tangan penuh dengan buku-buku pelajaran, Bu Dina sempet kagok juga. Tapi, Bu Dina tetep aja ngirain gue udah jadi anak rajin”. Sambung Jenny. “Kayaknya, Bu Dina udah ngecap gue sebagai murid baru insyaf!”

Santy sama Reni cuman bisa ketawa ngedenger penjelasan Jenny.

Kalau gitu, usaha loe biar dapet simpati dari guru-guru bisa sukses donk”. Santy nyindir. “Tapi, lain kali jangan lupa ngajak kita-kita ya?!”

Ngga janji deeh…!” Sahut Jenny.

Mata Santy langsung melotot aja ke Jenny.

Iya… Iya… Non. Ntar lain kali gue ajak. Tapi skenarionya lain ya?!”

Santy sama Reni ngangguk-ngangguk lagi.

Reni sih sibuk sama urusannya sendiri, sampai lupa dengan berat badannya, padahal katanya nih, si Reni ikutan program diet yang kedelapanbelas. Yang kemaren-kemaren udah gagal.

Nih aja, si Reni baru beberapa menit, sambil ngedengerin Jenny ngomong, udah bikin semua batagornya ludes. Pake keringetan segala lagi, kepedesan. Saking kelewat kepedesan, si Reni ngabisin botol kedua softdrinknya dengan sekali sedot.

Hingga akhirnya tercipta fenomena alam dari tenggorokan Reni…

Grooaagh…”.

Suara yang benar-benar mengharukan. Reni bersendawa dengan lantangnya. Tapi, pas nyadar kalau tujuh puluh koma seperempat persen anak-anak yang nongkrong disana nujuin mata-mata mereka ke arah Reni yang kontan kagok abis, Reni pura-pura cuek. Sambil balik melototin anak-anak yang kehilangan selera makan mendengar sendawa Reni tadi. Emang dasar ngga punya malu, sendawa Reni tadi udah bikin gempar penduduk setempat. Kayak gempa bumi atau Tsunami yang kedatangannya ngga pernah diharapkan.

Santy yang mau ngga mau ngebela temennya, ikutan naik darah. Bakalan terjadi insiden lagi nih. Pikir Choki. Tauk Ah Gelap...!

Jenny lagi males berantem, jadi nyamperin Choki. Tauk ngapain... Choki mah seneng, cewek cakep gini yang nyamperin. Choki pake gaya salah tingkah lagi. Rupa-rupanya dari tadi Jenny udah tau kalau Choki ada di belakangnya. Komat-kamit Choki rupanya kurang manjur.

Haloo Ka’ Choki... Lama nih kita ngga ngobrol” Jenny ngeluarin jurus pamungkasnya yang biasa di pake buat ngegodain, sekaligus ngerayu cowok. Suara lemah lembut yang dimanja-manjain, plus kedipan mata birunya itu... Bikin Choki lupa deh sama Duta. Tuh, kakinya Choki pada gemeteran, pake keringetan segala lagi. Bukannya kenapa-kenapa nih, cuman kaget aja tiba-tiba disamperin Jenny.

Ehh... Jenny. Tambah caem aja nih...” Choki bales ngegodain. Ini nih hebatnya Choki, reaksi badannya sih agak kacau kalau lagi kagok, tapi tuh program otak buat mulutnya tetep lancar. Choki nyempet-nyempetin balas ngegodain Jenny. “Mau... Iya nih. Jenny yang udah lama ngga keliatan. Ke mana aja, Jenn?”.

Jenny agak sepet juga sih ngedenger Choki... Tapi, suasana lagi ngga mendukung buat Jenny. Tuh, Santy sama Reni lagi ngomel sama anak-anak cewek yang tadi ikut-ikutan melototin Reni waktu ngeluarin karbondioksida sisa softdring yang mereka abisin barusan. Perang deh jadinya... Sama genk anak-anak cewek musuh mereka juga sih... Jadi seru banget deh, anak-anak di sana aja pada nambah pesanan biar bisa nangkring rada lamaan.

Biarpun dibelakang lagi ribut-ribut, perang mulut tiga anggota Genk FiveEve (Tanpa disertai komandannya, Jenny), sama anak-anak genk lain dari kelas Sepuluh. Choki tetep adem ditemenin Jenny. Menurut Choki gede juga tuh nyali ade-ade kelas, berani ngelawan anak-anak dari FiveEve. Tapi masih rada-rada keringetan juga sih tuh bocah-bocah. Kalau udah gini, cuma satpam yang bisa cepet datang ke lokasi pertikaian. Soalnya tuh, Pak Ramli, satpam sekolah SMASABA (SMA Nusa Bangsa) pangkalan sementaranya kalau lagi istirahat ya di kantin Mbak Rose (Nama aslinya sih Rosidah), di samping kantin Bu Sisca.

Santy sama Reni kenapa tuh, Jenn?” Choki pura-pura ngga tau.

Jenny menoleh sebentar kebelakang, memperhatikan pertikaian yang lagi seru-serunya.

Oh itu… Biasa, pada pengen ngetes nyali tuh anak-anak kelas Sepuluh kali, Ka.” Jawab Jenny.

Trus, ka’ Choki di sini ngapain?! Ko cuman sendiri?! Anak-anak JBC yang lain pada kemana?”

Choki bingung, mau terus ngobrol sma Jenny atau ngelerai pertikaian di belakang. Tapi, berhubung Choki lagi Bad Mood, di biarin juga tuh anak-anak berantem. Lagian, kalau Choki nyoba-nyoba misahin, bisa-bisa dapet protes dari para penoton yang pada semangat nonton tuh ajang ngomel. Jadi, mendingan ngobrol sama Jenny aja.

Mmm… Sebenernya tadi ke sini sama Duta, tapi tadi katanya pengen ke Kantin Bu Sisca sebentar buat beli kue donat di sana. Nyampe sekarang belum balik.” Jawab Choki.

Kalau anak-anak yang lain, katanya lagi punya kesibukan masing-masing. Re’ katanya mau ngerjain Mading di ruang OSIS, sama anggota yang lain. Udah pasti Fisya juga di sana kan?!” Choki balik nanya.

Iya… Tadi Fisya juga bilang gitu. Soalnya Deadline Mading kan besok. Kalau ngga bisa-bisa anggota Mading kena demo sama anak-anak.” Jawab Jenny.

Oh iya ka’… Ka’ Zulu mana? Lama ngga keliatan. Biasanya ngekor terus sama ka’ Choki”.

Choki kaget, sejak kapan si Jenny perhatian sama Zulu. Bisa-bisa Zulu jadi GR sampai mampus.

Zulu..?!” Tampang Choki dibikin tampak sekaget mungkin. “Itu… Si Zulu lagi sakit. Cuman flu aja sih, tapi di parah-parahin sendiri biar bisa ngga masuk sekolah barang sehari dua hari. Biasa.”

Emang kenapa, Jenn?! Kangen?!”

Iya… Eh Ngga, maksud Jenny, kayaknya sekolah rada sunyiii aja kalau ngga ada ka’ Zulu.” Ngedengar penjelasan Jenny tadi, Choki hampir aja mau pingsan. Gila si Zulu, udah punya Fans sekaliber Jenny rupanya. Kalau diceritain ke Zulu nih, bisa-bisa sakitnya langsung sembuh, dan besok-besok, biarpun kena penyakit Malaria juga, tetep masuk sekolah kalau tau Jenny suka sama Zulu. Maksudnya, suka ngeliat tingkah laku Zulu yang emang gokil.

Oh… Gituu. Ngga nanya Alf nih?!” Choki tau kalau Jenny udah lama suka sama Alf.

Pssstt…! Ka Choki jangan ngomongin itu di sini dong!” sela Jenny sambil mencubit tangan Choki. “ Ntar kalau yang lain pada denger, bisa-bisa Jenny dijadiin bahan gossip buat sebulan kedepan!”

Ahh… Masalah itu sudah sering dijadiin bahan go…”. “ Upss…” Choki kelepasan ngomong.

Apa…?!! Dijadiin apa…! Ahhh… Ka’ Choki jahat…!”. Jenny menepuk-nepuk pundak Choki “ Jangan bikin Jenny sebel deh, dijadiin bahan gossip ya?!!”.

Wadoowh… Jang… Jangan, Jenn…!” Choki berusaha menangkis serangan Jenny yang bertubi-tubi. “ Bukaan…! Bukan gitu…”

Ahhhh… Nggak boleeeh! Anak-anak JBC sering ngegosipin Jenny ya…?! Ngga mauuu…!” Jenny tambah ngelunjak.

Aduwh…!” Choki meronta, “ Maksud Ka’ Choki, itu… Anuu…”

Apaan ayo…?!! Dijadiin Apa?” desak Jenny.

Itu… Eh… Masalah Jenny tadi udah sering dijadiin bahan buat bikin lagu sama Alf. Alf yang ngomong gitu ke Re’, trus Re’ cerita ke Dime, udah gitu Dime cerita ke ka’ Choki…!” Choki bikin alasan aneh lagi.

Ahhh… Itu pasti bisa-bisanya Ka’ Choki aja”.

Ummn…Tapi..” Jenny mendekati Choki…



*Dari sisi otak Choki neehh… Wangi parfum Jenny yang kata Zulu, sang ahli nujum, (eh bukan… Ahli masalah cewe deh pokoknya, ngga tau istilahnya apaan, ahli nujum mah peramal) tuh parfum harganya lebih mahal daripada tiket pesawat pulang-pergi Bali-Jakarta. Busyeet…! Emang ada parfum harganya semahal itu?! Yang pasti, tuh wangi parfum plus cantiknya Jenny udah bikin otak Choki jungkir balik.*


Jenny berbisik ke telinga Choki.

Ka… Kk ngga bohong kan?! Emang bener Ka’ Alf udah sampai segitunya…???”

Choki ampir aja nyemburin softdrink yang barusan diseruputnya…

Ehh…??” Choki cuman bisa nahan ketawa.




(PENDING)




*******


Rupa-rupanya ada satu orang siswa yang ngga tahan ngelihat pertempuran ini, si siswa yang kelihatannya dari golongan AB2P2 (Anak Baik-Baik Pencinta Perpustakaan) ini diam-diam menyingkir dari Arena Pertempuran dan bergegas menuju ke kantin Mbak Rose buat nyari Pak Ramli, satpam sekolah. Semua orang juga tau, kalau saban istirahat pasti Pak Ram nongkrong di sana.

Ternyata Pak Ram ada di tempat. Si Anto bergegas menghampiri Pak Ram yang lagi kepedesan makan Ba’so spesial Mbak Rose sampai keringatan.

Pa’ Ram, itu.... Itu... Anu...”. Si Anto gelagapan ngeliat Pak Ramli yang waktu itu lagi asyik makan melotot soalnya selain kepedesan, Pak Ramli tadi kaget setengah mati soalnya Anto nepuk-nepuk bahu Pak Ram tiba-tiba.

Di Kantin Dugem...!” Anto nerusin informasi sambil ngga henti-hentinya ber-istighfar, layaknya orang yang barusan ngeliat setan. Kenapa..???! Soalnya mata Pak Ram tambah merah aja. Belum ada yang bisa nunjukin bukti konkrit sih kalau mata setan itu merah, tapi kalau di film-film emang gitu. Ngga tau si sutradara pernah ngeliat langsung kali.

Kenapa?! Di Kantin itu kenapa..??!! Ada yang naruh Bom?! Siapa..!?” Pak Ram ngomel sambil melototin Anto.

Anu Pa’... Ada yang berantem lagi. Terakhir saya liat... Masing-masing kubu sudah menyiapkan amunisi” Jawab Anto ngelantur.

Kamu kalau ngomong yang bener... Tiap siswa yang mau masuk ke sekolah sudah saya periksa seteliti mungkin. Ngga mungkin ada yang lolos. Apalagi dengan membawa-bawa senjata atau amunisi...! Kamu pasti salah...!” Pak Ram ikut-ikutan ngelantur.

Sudah ah Pa’... Tadi saya cuma ngarang, soalnya saya sering liat berita yang kebanyakan masalah perang. Pa’ Ram cepetan ikut saya deh...”. Anto menarik lengan Pak Ram. “Nanti masalahnya tambah gede’”.

Bentar... Saya bayar dulu!”. Pak Ramli menahan tarikan Anto sembari berjalan menghampiri Mbak Rose yang dari tadi sibuk ngelap piring-piring yang baru di cuci sambil memperhatikan mereka berdua.

Udah... Entar aja Mas.” Kata Mbak Rose.

Urus anak-anak itu dulu... Ntar ada pertumpahan darah beneran, Mas yang disalahkan. Aku kan jadi kesepian kalau Mas dipenjara”.

Ngedenger kata-kata dari Mbak Rose tadi. Pak Ram berubah mimik, setelah terdiam beberapa saat, dia memasang topi Satpam ke kepalanya dengan gaya lagaknya seorang tentara akan bertempur. Semangat penuh. Maklum, Mbak Rose kan cewe idaman Pak Ram. Sebaliknya, si Anto malah kehilangan semangat.

Dengan langkah mantap, Pak Ram bergegas menuju Kantin Dugem. Sekarang malah gantian Pak Ram yang narik-narik Anto saking semangatnya mendengar perkataan dari Mbak Rose tadi.


*******


Pak Ram yang udah masang tampang garang sekitar 20 meter sebelum TKP bikin anak-anak yang dilewatinya jadi penasaran ada kejadian apa gerangan di sekolah ini yang bikin Pak Ram ngeluarin tampang itu lagi.

Terakhir mereka melihat Pak Ram berjalan tergesa-gesa dengan raut wajah seperti ini waktu ada tauran antara murid sekolah SMASABA dengan murid SMK TARUNA yang letaknya berdekatan dengan SMASABA.


Waktu itu, Pak Ram sendirian melerai pertikaian yang terjadi. Hujan batu tidak beliau pedulikan, demi menghindarkan korban dari kedua belah pihak yang bertikai. Bahkan sebagian besar dewan guru yang saat itu hanya bisa menyaksikan peristiwa ini dari jarak yang aman, tergerak hatinya untuk turut berusaha melerai pertikaian dahsyat ini. Hingga akhirnya situasi bisa dinetralisir. Polisi yang terlambat datang, memberikan penghormatan mereka kepada Pak Ram yang dinilai sangat berjasa atas usaha heroik tersebut.

Saudara... Demikianlah sekilas info hari ini. Selamat menyaksikan acara selanjutnya. (He... He... He...)”.


Si Anto yang nguntit di belakang Pak Ram sambil berlari-lari kecil, tak henti-hentinya memperbaiki letak kacamata tebalnya yang memang sering terpeleset dari hidungnya kalau Anto berjalan cepat.

Dari jauh, udah kelihatan murid-murid yang memadati pintu masuk ke kantin Dugem. Tapi, kayaknya memang sudah merupakan naluri alamiah murid-murid SMASABA yang bisa merasakan kedatangan Pak Ramli dari jauh. Buktinya, sekitar sepuluh meter sebelum Pak Ram tiba di TKP, anak-anak udah noleh aja. Melihat Pak Ram dengan tampang berbahaya itu, tanpa komando lagi, mereka membuka jalan masuk untuk Pak Ram. Si Anton yang ada di belakang Pak Ram mau ikutan masuk, tapi belum lagi masuk ke dalam, Anto keburu ditarik dari belakang oleh seseorang.

Rupanya yang narik Anto tadi si Duta.

Anto yang perawakannya kecil gitu di tarik sama Duta jelas aja manut dengan terpaksa. Ngga tau siapa yang narik, yang jelas dengan tenaga penuh juga ngga bakalan bisa ngelepasin diri dari tangan baja yang sedang mencengkram bajunya. Bisa-bisa malah baju Anto yang robek.

Ngerasa udah ngga bisa ngelepasin diri, Anto berbalik ke belakang untuk ngeliat siapa yang narik-narik.

Ada apaan tuh di dalam? Loe pake bawa-bawa Pak Ram segala?!” Duta ngeintrogasi Anto, padahal tangannya belum dilepasin dari baju Anto.

Eh… Anto kira siapa. Ka’ Duta rupanya, itu tuh Ka’ tadi saya manggil Pak Ram ke kantin Mbak Rose soalnya ada keadaan darurat di dalam.” Jawab Anto sumringah.

Gini nih kalau ngomong sama ponakan Einstein, suka ribet ngejelasin.” Duta ngedumel “ Bilang aja kalau di dalam lagi ada yang berantem. Repot amat”.

Yang namanya Anto, biar diomelin juga tetep senyum. Tapi keliatannya Anto ngga sabar pengen ikut ke dalam juga sih, celingak-celinguk ke kantin dari tadi.

Tapi loe baik juga ya jadi anak. Ngga banyak anak kelas sepuluh yang manggil gue kaka’. Loe anak kelas mana sih? Ntar deh gue daftarin di OSIS, susah nyari anak kayak loe.”

Gini nih sifat Duta kalau ngomong. Suka ngga dipikirin dulu, udah banyak janji serupa tuh sama ade-ade kelas, tapi biasanya sih yang cewe’, baru sekali gini ngasih janji gitu sama anak cowo’. Tapi intinya nih, loe ngga usah berharap terlalu banyak sama janji Duta.

Kelas X1 Ka’…!” Anto ngejawab sambil nulis sesuatu ke buku catatan saku’nya. “Makasih ya, Ka’… Nih janji Ka’ Duta udah aku tulis. Bisa minta tanda tangannya ngga Ka’? Buat bukti…???”.

Anto menyerahkan buku saku itu kepada Duta. Duta sih mau ngga mau, terpaksa nandatanganin juga, daripada di bilang ngga konkrit.

Di situ tertulis :



Sabtu, 21 Juni 2006


Ka’ Duta janji mau rekomendasi-in Anto buat jadi anggota OSIS. Soalnya ka’ Duta bilang kalau orang kayak Anto sulit dicari.


TTD



Ka’ DUTA


Ngebaca catatan ini Duta tambah bete. Ngapain coba yang gini-gini pake di catat. Duta juga jadi penasaran, apa aja sih yang di tulis nih bocah di sini, soalnya buku catatan saku ini kelihatan sudah hampir penuh.

Ngga tahan ma penasaran yang menurut Duta bisa bikin berat badannya berkurang 20 kilogram dalam satu hari, jadi untuk kesekian kalinya, Duta melanggar Privasi orang lain lagi.

Rupanya di dalam buku catatan saku si Anto ini ada berbagai catatan yang kelihatannya mirip jadwal harian, dilihat sepintas, sekitar 50% lebih dari jadwal-jadwalnya, tertulis kata-kata “ Baca buku…”. Di perpus-lah, Di rumah-lah, sampai-sampai ada tulisan:


Jangan lupa secepatnya selesaikan ngebaca buku Biologi Molekuler. Kalau perlu baca sambil sarapan, makan siang, makan malam atau sambil jalan!”


Juga ada rumus-rumus pelajaran yang bagi Duta sangat asing, tersebar di buku catatan ini. Pikir Duta, mungkin aja, kalau sampai nih anak kehilangan buku catatan ini, bisa-bisa dia bunuh diri.

Setelah Duta selesai membedah buku itu, Duta menyerahkannya kembali kepada Anto yang udah ngga sabaran mau masuk ke dalam kantin. Dari luar aja, pertempuran di dalam kedengerannya seru banget. Udah beberapa menit Pak Ram di dalam, belum bisa bikin suasana di dalam jadi tenang lagi. Kayaknya kali ini Pak Ram menghadapi masalah besar.

Duta dengan tenaga penuh mencoba menyeruak kerumunan anak-anak yang lagi pada asyik nyaksiin ronde demi ronde pertempuran di dalam. Pada bejubel, ngga peduli gerah, ngga peduli desak-desakan, yang penting bisa ikut nyaksiin orang berantem… Tiba-tiba muncul sebuah ide gokil di kepala Duta, jangan-jangan, sekali-sekali ngundang Cris John buat tanding Tinju di sekolah buat acara OSIS bisa bikin penghuni SMASABA pada ngasih penghargaan buat dia.

Yupp…!!!”, Duta bersorak sambil menyentikkan jarinya.

Tapi, setelah berhasil menembus kerumunan tadi, Duta melihat obyek yang lebih menarik dibandingin Santy dan Reni yang lagi pada berantem ngga jelas. Rupanya Duta



(PENDING)













































FILE 2


No-more Pe@ce




Anak-anak JBC yang lagi pada bete, soalnya tadi habis kena masalah sama anak-anak FiveEve. Pada kelihatan betah nongkrong di tempat parkir sekolah. Padahal udah ngga ada lagi tanda-tanda kehidupan di sekitar sekolah. Paling-paling yang ada cuman beberapa orang guru sama Pak Ram yang dari tadi kelihatannya lagi bantu-bantu Mbak Rose ngeberesin kantin di dalam. Emang gitu kerjaannya Pak Ram kalau udah selese tugas jagain sekolah.

Anak-anak pada balik ke peraduannya masing-masing, cuman anak-anak JBC aja yang kelihatannya terlantar soalnya mereka sibuk ngebahas masalah sama anak-anak FiveEve tadi. Yang kelihatannya paling kacau sih si Re’, soalnya katanya tadi sempet diomelin sama Fisya juga pas lagi di perpus. Masalahnya sih simple, genk FiveEve mendapatkan posisi teratas dari hasil Voting mading SMASABA dalam pertanyaan :


APA YANG BIKIN LOE MALES SEKOLAH???”

Kerahasiaan Dijamin


Panitia penyelenggara ngga ada yang nyangka kalau bakalan ada pendapat gitu. Tuh ide keluar dari Zulu. Waktu terakhir rapat mading 5 hari yang lalu.

Re’ udah dari awal ngga setuju sama ide itu, tapi hampir 90 persen anak-anak redaksi Mading pada nganggap tuh ide brilian abis. Re’ ngga bisa ngelawan suara yang udah hampir bulat, padahal Re’ udah ngerasa ngga enak duluan, takut kalau hasil voting ntar bikin masalah, tapi Re’ ngga nyangka kalau bisa separah ini.

Bayangin aja, sms-sms yang masuk sepertinya di-komando-in buat nyebut-nyebut nama genk FiveEve sebagai “hal” yang bikin mereka pada males masuk sekolah.


Ini pasti keljaan anak-anak kelas XI nih… Gue yakin!” Zulu mencak-mencak.

Semua pada ngga ada yang peduli sama Zulu. Soalnya dari Re’, Duta, Choki, Abdi, sampe


PENDING








Sekedar informasi nih, baru-baru ini, Duta udah berani-beraninya ngebuka laci tempat uang kantin Dugem, secara diam-diam. Soalnya waktu itu Re’ bilang keuntungan yang didapat tuh kantin dalam seharinya bisa mencapai 5 juta (Jelas ngga masuk akal kan, yang dijual cuman makanan standar pelajar, bukannya jualan emas atau apa… Tapi Duta teteeep aja penasaran).

Berhubung Om Heru ngga mau ngejawab waktu Duta nanya langsung berapa sebenarnya keuntungan kantinnya dalam sehari, waktu itu Om Heru berasalan kalau itu rahasia perusahaan, yang namanya Duta yaah ngga bakalan tahan terlarut dalam ke-penasaran-an-nya, jadi dengan lancang Duta diam-diam mau ngeliat langsung ke laci uang kantin Dugem.

Untung aja waktu itu ngga ada yang tau, soalnya Om Heru sama Tante Tina lagi sibuk ngelayananin anak-anak. Ngelihat fakta yang ada di depan matanya, si Duta bahagia sekaligus kecewa juga seusai aksi gila itu.

Kenapa Duta bahagia??? Soalnya keuntungannya ngga sebesar yang teman-temannya bilang. Masalahnya kalau itu emang bener, si Duta bisa kehilangan 10 koleksi kaset PlayStation kesayangannya karena kalah taruhan sama Alf (Anggota JBC juga… Mohon sabar ya, perkenalannya bentaaar lagi).

Trus, kecewanya kenapa??? Soalnya pupus sudah harapan Duta buat masukin berita ini ke Guiness Book of Record. Sebagai kantin sekolah dengan laba terbesar di dunia.

Waktu Duta menceritakan masalah ini sama anak-anak JBC di markas, hampir semuanya hampir pingsan ngetawain Duta. Apalagi Zulu, ponakannya sendiri. Tapi, Alf malah kelihatan murung sendirian. Ngga tau kenapa, walaupun Alf memang pendiam, tapi ngga mungkin bisa secuek ini sama kelakuan gokil Duta yang udah bikin markas geger tadi.

Duta udah keburu mau meluk Alf, soalnya ngga ngikut ngetawain. Tapi pas tau alasan Alf murung gitu karena kalah taruhan sama Re’, Duta jadi punya alasan ketawa juga. Alf rupanya taruhan sama Re’ masalah percaya ngga-nya Duta sama lelucon Re’ tentang laba 5 juta kantin Dugem itu. Re’ bilang Duta pasti percaya, dan Alf yakin itu ngga mungkin.


Gue bilang juga apa. Loe kayak ngga kenal Duta aja”. Re’ menggoda Alf yang dari tadi diaam aja.

Selugu-lugunya Duta, dia itu ngga mungkin percaya sama lelucon ngga bermutu gitu kan???” Alf akhirnya angkat bicara. “ Tapi rupanya loe emang kebangetan, Ta! Tipuan gitu aja loe kena telak”.

Duta yang dari tadi ketawa berhenti mendengar komentar Alf.

Ya bukan salah gue dong kalau loe jadi kalah taruhan… Haa…Haa… Haaa”. Duta nyambung ketawanya “ Sekarang ludes deh koleksi kaset loe!”.

Anak-anak tertawa mendengar kelakar Duta. Sempet-sempet aja tuh si Duta nyela orang, udah lupa kali kalau di sini dia yang sebenernya korban utama.

Loe ngga ingat, dulu kan gue pernah bikin Duta kena telak sama tipuan gue. Waktu itu gue bilang ke Duta kalau Pak Bandi, guru Matematika anak-anak kelas sebelaa bantuan Duta buat ngelemparin semua hasil-hasil ulangan anak-anak kelas sepuluh yang pada jelek dari lantai tiga pas jam istirahat”. Re’ menceritakan kejadian naas buat Duta itu dengan penuh semangat.

Dan loe tau apa yang terjadi waktu itu. Beberapa menit setelah bel istirahat bunyi, kertas-kertas hasil ulangan anak-anak kelas sebelas dengan nilai buruk yang memang terpisah letaknya dengan hasil-hasil ulangan yang baik di atas meja Pak Bandi itu, beterbangan dengan indahnya dari lantai paling atas.” Re’ tersenyum. “ Si Duta yang langsung diteriakin anak-anak dari bawah, malah senyam-senyum di atas”.

Iya… Dan parahnya, ngga lama kemudian, setelah anak-anak yang empunya nilai pada mungutin tuh kertas-kertas hasil ulangan mereka, semua anak-anak cewe’ pada nangis di tempat. Mereka baru sekarang merasa sakit hati banget, udah sedih karena dapat nilai rendah, trus hasil ulangan mereka pada disebarin gitu”. Choki nyambung cerita Re’. “Mereka yang pada ngira kalau ini semua atas perintah Pak Bandi, pada protes. Tapi protesnya ke kepala sekolah. Untung ngga bawa-bawa ortu”.

Yang pasti waktu itu loe juga ikutan panas-dingin kan?!” sanggah Duta “Soalnya waktu gue dihadapkan sama Pak bandi di ruang Kepsek, gua bilang aja kalau itu semua loe yang bilang ke gue”.

Iya sih, tapi loe tetep disalahkan soalnya bertindak ngga pake nanya-nanya dulu”. Bantah Re’. “Udah deeh… Yang pasti, Alf…?” Re’ melirik ke arah Alf yang waktu itu lagi sibuk ngunyah permen karet sambil baca komik.

Apaa…?” Jawab Alf.

Besok gue ke rumah loe ya?! Loe siapin kaset-kaset yang gue minta. Ntar daftarnya gue SMS-in ke loe!”. Re’ tersenyum simpul. “ Tiga juga cukup… Udah gue kasih keringanan tuh. Perjanjiannya kan lima. Okey?!”

Alf’ cuman ngejawab dengan anggukan kepala. Kelihatannya komik yang dibaca Alf lagi di bagian seru-serunya.