Yōkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Wednesday, April 28, 2010

LET’S TALK ABOUT YOU AND YOUR JEALOUSY

Insomnia
Sekitar pukul 23.20
Kamis, 15 Oktober 2009…

LET’S TALK ABOUT YOU AND YOUR JEALOUSY
(Coz’ I’ve been there before… too)
Sebuah ajakan untuk menjadi “an gratefull person”!

Aku selalu bisa menebak dengan yakin, bahwa banyak di antara kalian, yang selalu menyesal dan kecewa akan hidup yang kalian dapati, beberapa lagi sering bermasalah dengan kehidupannya yang tidak selamanya berjalan sebagaimana yang diharapkan. Dulu, jauh seblum saat ini, aku pernah terjebak dalam masalah yang sama, menganggap yang kumiliki saat ini sama sekali bukan apa-apa. Bersumpah serapah saat mendapati semua yang kulakukan ternyata berjalan jauh diluar harapanku, bahkan sia-sia. Semua yang serba penyesalan dan ketidakpuasan.
Pertanyaan-pertanyaan tentang ketidakadilan takdir yang diacungkan padaku, semakin observatif, bahkan aku semakin sering membanding-bandingkan apa yang kumiliki dengan orang lain. Saat itu, kebodohanku sudah cukup jauh membawaku dalam kesimpulan bahwa ini semua tidak adil, seperti: aku yang hanya memiliki “PC bobrok” sementara orang lain menenteng “Komputer Lipat” kemana-mana. Aku harus repot-repot pergi ke tempat yang jauh dari kampus untuk terhubung dengan dunia maya dan melakukan hal-hal sepele yang bisa dilakukan “dengan sangat sepele” oleh teman-temanku yang memiliki Notebook, bahkan tanpa harus membayar dan repot-repot pergi ke tempat lain.
Like I said, I’ve been there before… And U know what?! It’s a real poorly dramatic.
Ini bukan tentang Komputer bobrok versus Notebook, ini juga bukan tentang si “Y” yang bisa dengan lancar menuju kampus saat hujan deras karena mengendarai mobil pribadi, sementara di kos dengan ruang sederhana si “X” menangis dalam hati dan tidak bisa menahan airmata nya saat terpaksa tidak bisa hadir ke kampus karena dia hanya punya sepeda dan tidak punya jas hujan. Juga tidak ada hubungannya dengan aku yang hanya memiliki “Novia 7210” sementara temanku yang lain sudah menggenggang “Bu’Lek Berry Bolot” di tangan mereka. Ini tentang bagaimana mensyukuri apa yang sudah menjadi milik kita, tanpa perlu merasa iri dengan apa yang dimiliki orang lain.
Aku hanya tidak habis pikir, bagaimana mungkin duniaku bisa terus berputar sementara hari-hariku saat itu dipenuhi dengan rasa iri, ketidakberdayaan dan segala kecemasan-kecemasan bodoh yang lain. Merasa memiliki banyak kekurangan-kekurangan yang tak mungkin bisa kulengkapi. Beranggapan bahwa Aku perlu memiliki hal-hal hebat yang orang lain miliki agar aku bisa sehebat dan sebahagia mereka. That’s it! The Bigest problem comes from myself. Terlalu banyak kekurangan, dan itu jelas inti masalahnya.
Jika kalian menganggap, terharu saat menyaksikan film “the Pursuit of Happyness-nya Will Smith” itu adalah Melankolis, maka kalian perlu membantuku mencari istilah lain untuk menggambarkan “Suasana penyesalan dan ketidakpuasan atas diri sendiri dan semua yang telah dimiliki” yang pernah mengidap di diriku. Karena menurutku, kasusku dulu itu yang lebih patut dianggap melankolis. Aku tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa melankolis itu sesuatu yang menyedihkan. Hanyya saja, terharu saat melihat atau mengalami sesuatu yang mengharukan, sama sekali bukan melankolis.
Seperti yang kalian ketahui, bahwa aku sangat senang berbagi pengalaman, maka lewat “scripta”
ini, aku berharap kalian yang masih punya masalah yang coba kugambarkan ini, agar segera sadar bahwa terus menyesali kekurangan itu sama sekali tidak berguna dan sesuatu yang tidak berguna itu sampah. Sampah sudah sepantasnya dikubur, beberapa sangat baik jika dibakar, agar kalian tidak perlu menemukannya lagi jika suatu saat kalian harus menggali untuk mencari sesuatu tentang masa lalu di masa depan kalian nanti. Sekarang, maukah kalian menghilangkan perasaan itu, perasaan bahwa kalian lahir dengan segala ketidakberuntungan yang kalian sesali, agar kalian tidak perlu repot-repot mencari siapa yang bertanggungjawab atas semua itu, dan tentu saja agar kalian selalu bisa bersyukur atas segala yang kita miliki.
Karena aku pernah menderita karena ini, aku tentu tidak ingin kalian mengalaminya. Ini sangat sederhana. Jika ada yang menganggap bahwa semua akan beres dengan cara selalu bersyukur atas segala yang telah kalian miliki saat ini, kalian benar. Hanya saja, kalian melewatkan satu langkah kecil, satu hal sederhana yang jika tidak kalian lakukan, bisa saja membuat kalian kembali dalam masalah ini.
Kupikir kalian tahu jawabannya…
Ya…
“Selalu lihatlah apa yang berada di bawah kita, bukan yang ada di atas”
Dengan begitu, kalian akan mulai terbiasa untuk selalu bersyukur atas apapun yang tidak dan kalian miliki di dunia ini.
Dan untuk menyemmpurnakannyanya, mulai sekarang kalian juga harus sadar dan yakin bahwa sebenarnya, kita semua memiliki segalanya. Tidak ada di dunia ini yang tidak bisa kita miliki selama kita berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkannya dengan cara yang baik. Lagi-lagi, akan ada satu hal lagi yang perlu kita lakukan untuk menyempurnakannya, yaitu Do’a.
Jadi, jika selama ini kalian melihatku belum memiliki sesuatu hal… Sebenarnya aku sudah memilikinya, atau… Aku hanya belum berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkannya.
So… Let’s become much moore gretefull for anything we had and get anything we wanted with biggest will and effort from now on!

Banjarbaru, Ruang Tengah Rumahku.
Tepat pukul 01.12 dini hari
Jum’at, 16 Oktober 2009

No comments:

Post a Comment