Yƍkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Thursday, March 3, 2011

Distorsi Retrospektif

It's time for Romance...

(Saya harap ini bisa membantu Anda semua dalam memahami pasangan Anda masing-masing)



Content dalam tulisan ini, hanya ingin menghimpun sebanyak mungkin informasi dari tanggapan Anda-Anda yang dengan baik sekali berkenan membaca tulisan ini.





Sering sekali, sesuatu yang sebenarnya beruntung sekali telah kita dapatkan, tiba-tiba dengan tanpa pikir panjang, kita biarkan hilang begitu saja. Sesuatu yang sempurna memang terkadang baru terasa nilainya jika sudah tidak lagi menjadi milik kita. Mungkin karena memang sudah ditakdirkan hilang dan tidak selamnya menjadi milik kita, atau dengan cerobohnya kita biarkan menjauh dari kehidupan kita sendiri.



Kalian pernah, merasa seberapa menyesalnya kalian ketika sesuatu yang sudah tidak kalian anggap menyenangkan lagi, kalian biarkan hilang begitu saja? Padahal, jika kalian ingat-ingat lagi... Dulu, kalian begitu memperjuangkannya untuk berhasil kalian dapatkan. Betapa menariknya dia sebelum hari ini, betapa sempurnanya dia ketika bahkan kita belum mengetahui namanya, seberapa pentingnya dia dulu untuk diperjuangkan, seberapa indahnya waktu itu ketika namamu disebut olehnya. Ketika itu, segala yang terbaik yang pernah terjadi dalam hidup kita, dimulai dengan namanya, terjadi saat bersamanya dan diperjuangkan hanya untuknya.



Aku pernah berada dalam saat-saat dimana aku beranggapan bahwa aku tidak akan bisa sempurna tanpa dirinya. Aku juga pernah berharap bahwa semua yang kuawali bersamanya, akan selalu kujalani bersamanya, hingga akhirnya semua cerita hidupku berakhir dengan tetes haru air matanya. Tetes haru air mata yang diciptakan seorang wanita, hanya untukku, kekasih hatinya yang telah memahat dengan lembut untaian ribuan kisah indah dalam hatinya. Yaa.... Harapanku tak pernah lebih besar atas kehidupanku, selain untuk bisa membuatnya bahagia.



Aku pernah merasa hatiku hanya bisa kuserahkan dengan penuh tanpa terbagi, kepada seseorang yang bagiku saat itu bagaikan lembaran-lembaran kertas tanpa noda, yang hanya pantas kutulisi dengan tinta emas kebahagiaan. Aku pernah memupuk banyak harapan padanya yang bagiku laksana bidadari teranggun di alam semesta. Aku pernah menjadi pria paling bahagia di jagad raya karena memiliki warisan kesempurnaan ciptaan Yang Maha Kuasa. Aku bahkan lebih memilih untuk lebih dulu berhenti bernafas, karena aku takkan sanggup kehilangan dirimu.



Bagiku, senyumnya mampu memadamkan semua kebencian yang mendera dadaku atas segala kenistaan yang terjadi di antara ribuan keserakahan yang mengoyak dunia. Ketika dia menangis, aku rela mencari semua yang bertanggung jawab atas tiap tetesan berkilau yang tercipta di matanya, untuk kubuat bertekuk lutut meminta maaf dan menghiburnya.



Terkadang kupertanyakan keyakinanku, apakah si pendosa ini pantas untuknya. Namun, dia tak pernah membiarkan sedikitpun keragu-raguan menghampiri lamunanku. Tak pernah dia izinkan aku untuk mempertanyakan kepantasanku untuk bisa bersamanya. Tak pernah pula mampu kuteruskan kata-kata bimbangku ketika setiap kali jari telunjuknya, dengan lembut menahan bibirku untuk berhenti berkata.

Ketika itu, aku hanya ingin tahu, seberapa besar kebencian yang akan melanda benaknya jika suatu saat aku mulai berhenti bersyukur atas dirinya. Senista apa aku dimatanya jika suatu hari nanti aku berhasil dikalahkan oleh kutukan yang selama ini banyak menimpa kami, kaum pria, yang selalu mudah takhluk oleh perasaan jenuh. Jenuh dengan dirimu, bidadariku.Apa yang akan terjadi jika tiba waktunya diriku mulai menolak untuk terus mempertahankan keindahan ini. Aku takut. Kau tak pernah mau mendengarkan pertanyaanku yang satu ini. Kau selalu menganggap semua tentang pengkhianatan atas sebuah kesempurnaan itu absurd. Tetapi Sayangku, itu terjadi...Bahkan sering sekali terjadi.

Kami para pria, terlalu gampang mengkhianati kesempurnaan, kami terlalu gampang terbutakan sedikit kemilau yang muncul dari wanita lain. Kami sangat mudah terpesona, kagum, terbuai, dan lupa!



Ketakutan itu yang sering sekali gagal kutanyakan kepadamu, Sayang... Bukan karena aku tidak ingin, tapi karena kau tidak pernah membiarkan aku ragu, tidak pernah memberiku keberanian untuk mengungkapkan kegundahanku itu. Aku bahkan tidak sanggup memaksakan apapun kepadamu, karena aku juga tidak ingin engkau gundah. Meskipun, sekarang aku mengerti seberapa besar kesalahan itu akhirnya menentukan kisah kita.



Karena, seperti yang engkau tahu, aku akhirnya menyerah kalah atas kutukan itu. Aku mengkhianatimu, aku berhenti bersyukur telah memilikimu, aku membiarkanmu pergi.



Ini semua kesalahanku.........

Aku...Si Bodoh.

(First published on Facebook's notes by Renaldi McJimmy, 2010)



No comments:

Post a Comment