Yōkoso min'na....!!!!! \(n_n)/

I'm honored for your visitation to this ordinary blog of an ordinary man.

Any story in this site expresses to you all about my thoughts, how I see this mother earth, how I amazed by peoples, love, and anything inside it.

How I appreciate everyone of you, to be part of my great world, my great life, and my great dreams.

Wednesday, September 9, 2009

Anything Goes Like We All Hope (Testimoni Rakoorwil 4 ILMMIPA)

Jelas sekali, sebagai yang “dilayani”, kami perlu menyampaikan ribuan pernyataan terimakasih atas apa yang telah teman-teman panitia Rakolwil IV ILMMIPA lakukan sehingga tak seorangpun dari kami (para delegasi peserta) yang layak memberikan kritik berlebih dari usaha-usaha brilian yang panitia terus upayakan dalam kegiatan tahunan ini.

 

Mari kita mulai testimonial ini dari sudut pandang saya, Muhammad A. Renaldi, Ketua BEM FMIPA UNLAM 2009-2010.

Sebagai organisasi mahasiswa yang baru pertama kali bergabung dalam ikatan keluarga istimewa ini, BEM FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan merasa sangat terhormat bisa berada di tengah-tengah kekompakan dan rasa kebersamaan yang ditunjukkan oleh para peserta lain yang berhadir dalam Rakolwil IV tahun ini. Meskipun tidak sedikit dari kami yang merupakan peserta perdana, tapi toh, tidak perlu waktu lama untuk saling mengakrabkan diri. Bahkan, saya sendiri yakin, bahwa tidak pernah muncul sikap saling jaga image (Jaim) antara kami (para delegasi  pria).

 

Bisa mengenal pribadi-pribadi luar biasa sekaligus belajar dari mereka, tentu saja merupakan pengalaman yang saat tulisan ini saya buat, tak henti-hentinya hati dan mulut ini tersenyum simpul. Mengingat keluarga-keluarga baru ku yang rata-rata memiliki kepribadian lebih dari satu. Sering sekali saya beranggapan bahwa, perlu tindakan lebih dari sekedar berjabat tangan untuk memulai segala sesuatu dengan orang yang baru dikenal… Sekarang, dengan referensi mutlak, yakni pengalaman sendiri, hal-hal seperti SKSD (sok kenal sok dekat) juga perlu diaplikasikan, karena sering sekali, segala sesuatu yang terlalu formal, tidak terlalu berkesan bagi kebanyakan orang. Saya sendiri, sering telah melupakan nama orang yang baru 15 detik lalu berjabat tangan dengan saya. Sebagai manusia, kita memang dituntut untuk siap bermoderasi kapanpun.

 

Belum lama bertemu, kami sudah tahu pasti, bahwa ada satu manusia yang luar biasa orisinil gaya bicaranya, dengan kelugasan-kelugasan opini yang selalu dititikberatkan pada kata-kata akhir berbunyi solusi kreatif, inovatif dan solutif!

 

Seiring dengan waktu, semakin bermunculan sifat-sifat personal yang sekali lagi, tidak pernah coba ditutup-tutupi. Bagaimana tidak, belum apa-apa, sudah ada teman kami yang mendeklarasikan diri sebagai “pemicu konflik”, bahkan pada detik-detik kritikal, dengan luar biasa, membuat mendidih kepala ketua BEM tuan rumah, dengan menginjak-injak sertifikat kegiatan yang notabene bisa diibaratkan sebagai harga diri panitia penyelenggara karena berhiaskan Stempel Lembaga tertinggi Kampus (Stempel Fakultas) serta lembaga tertinggi mahasiswa sekaligus (Stempel BEM). Bahkan, seandainya saat itu yang bersangkutan berhasil mendapatkan pemantik api lebih cepat (sebelum saya membisiki bahwa itu jelas “lelucon yang bodoh sekali”), maka habislah sertifikat tadi menjadi abu.

 

Peserta sidang yang berani menentang presidium dengan serta merta bernyanyi sebelum diizinkan, gumpalan kertas yang dilemparkan kepada presidium sidang I, serta air mata yang menetes akibat emosi yang terlampau menguap, merupakan ekstrapolasi kurva sidang yang biasanya membosankan. Nampaknya, menjadi presidium sidang ditengah-tengah kebrutalan fantastis ini, merupakan pengalaman yang pantas untuk diceritakan kepada sahabat-sahabatku sekalian. Untungnya, tidak benar-benar ada kursi yang dilemparkan ke meja sidang, meskipun beberapa kali terlontar dari para peserta.

 

Segala kebrutalan itu, merupakan skenario yang kami (para delegasi pria) susun, untuk memberikan kenangan yang tak terlupakan, tanpa sedikitpun maksud untuk mempermainkan sidang yang terhormat ataupun panitia yang luar biasa tadi.

 

Intinya, kesan manis sudah terasa sejak awal kebersamaan kita, semakin mengikat sepanjang waktu, hingga menorehkan kata-kata tak terungkapkan tentang aku, kamu, dan kita.

Senang mengenal kalian semua, sahabat!

 

Scripta manent, verba Volant!

 

 

Surabaya, 25 Juli 2009

@ 07.28 pm

No comments:

Post a Comment