ABSTRAK
Banyaknya
data terkait obat dan penyakit akan sangat memberatkan seorang tenaga kesehatan
yang sehari-hari bergelut dalam pengolahan data-data tersebut, untuk dirubah
menjadi informasi ataupun tindakan pelayanan lain yang diimplementasikan kepada
pihak pengguna jasa layanan medis, apabila tidak disajikan kedalam sebuah
sistem informasi yang terintegrasi dengan baik dan selalu up to date. Prinsip mudah di akses dan di operasikan oleh semua
pengguna juga merupakan nilai penting dalam dibentuknya suatu sistem informasi.
Makalah ini akan mencoba merumuskan sebuah sistem informasi yang relevan,
aplikatif, mudah di akses dan senantiasa up
to date, untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang optimal dan prima dengan nama "Drugs Smartinform".
PENDAHULUAN
Suatu
sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang
lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Secara
sederhana, suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi,
saling tergantung satu sama lain, dan terpadu. Dari defenisi ini dapat dirinci
lebih lanjut pengertian sistem secara umu, yaitu :
1.
Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur
2.
Unsurunsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
3.
Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari
sistem lain yang lebih besar
Informasi secara umum dapat
didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih
berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Namun
definisi tersebut akan dapat berkembang serta berbeda-beda definisi spesifiknya
tergantung dalam lingkup bidang keilmuan apa informasi tersebut
diperbincangkan. Farmasis akan membutuhkan data-data spesifik yang berbeda
dengan data-data yang diperlukan seorang manager bank dalam melakukan kegiatan
kerja, cara mereka dalam memproses data untuk kemudian dijadikan informasi
ataupun bentuk pelayanan kefarmasian ataupun kinerja aplikatif lain pun akan
berbeda dengan tenaga profesional lain.
Diciptakannya sebuah sistem informasi
yang baik, akan sangat menentukan kualitas kerja dan pelayanan suatu
organisasi. Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi
yang diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi dalam suatu organisasi
(Apotek, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan) dapat dikatakan sebagai suatu sistem
yang menyediakan informasi bagi semua tingkatan anggota dalam organisasi
tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini menyimpan, mengambil, mengubah,
mengolah dan mengkomunikasikan informasi yang diterima dengan menggunakan
sistem informasi atau peralatan sistem lainnya. Akses atas informasi juga harus
disesuaikan dengan kepada siapa informasi tersebut akan diberikan atau
dipergunakan.
Informasi yang merupakan output dari
proses pengolahan data yang didapatkan dari data-data pribadi pasien, dapat
diberikan kepada pihak medis lain namun tidak boleh diberikan kepada orang lain
yang tidak berkepentingan. Begitu juga dengan data-data lain yang dianggap
terbatas hanya boleh diberikan kepada orang-orang tertentu diluar dari
keanggotaan dalam sebuah organisasi.
Hasil dari pengolahan data yang berupa
informasi tersebut kemudian dapat digunakan dalam berbagai kegiatan pelayanan
oleh seorang tenaga apoteker. Misalnya saja dalam konseling obat kepada pasien,
apoteker wajib memiliki data-data yang relevan serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk kemudian diproses sebelum
diinformasikan kepada pasien ketika konseling. Data-data tersebut dapat berupa
nama obat, cara penggunaan obat, efek samping, pantangan dan hal-hal lain yang
baik diminta pasien untuk dejelaskan ataupun tidak.
Apabila tidak ada manajemen sistem
informasi yang terpadu dan baik dalam suatu organisasi ataupun ruang lingkup
kerja kita, maka akan menghambat proses kegiatan organisasi maupun pelayanan
terhadap pihak-pihak terkait yang memang membutuhkan informasi tersebut. Sebagai
seorang apoteker yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik serta
memberi nilai lebih atas dirinya sebagai tenaga profesional, maka akan sangat
baik jika seorang apoteker mampu merumuskan dan menciptakan suatu sistem
informasi yang relevan, aplikatif, mudah di akses dan senantiasa up to date, untuk memberikan pelayanan
kefarmasian yang optimal.
KOMPONEN SISTEM "DRUGS SMARTINFORM"
Sistem informasi ini terdiri dari komponen-komponen
yang disebut blok bangunan (building block), yang terdiri dari komponen input,
komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware,
komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen
tersebut harus dapat saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan
framework optimal untuk mencapai
suatu output yang memenuhi standar yang ingin dibuat oleh suatu proses
pelayanan kefarmasian.
- Komponen input
- Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. Dalam pelayanan kefarmasian, input meliputi nama obat, dosis, bentuk sediaan, harga, efek samping, dan data-data lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit.
- Komponen model
- Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. Perencanaan sistem yang baik akan sangat menentukan terciptanya proses sistem informasi yang terpadu dan bermanfaat positif pada pelayanan kefarmasian. Penggabungan berbagai algoritma pemrograman untuk dapat menjadi data processor diperlukan dalam bagian ini.
- Komponen output
- Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. Sebagai contoh, dengan cukup memasukkan data berupa jenis kelamin, umur, berat badan, dan tinggi badan, nama obat (satu atau lebih) dalam resep, maka data processor menghasilkan output data berupa dosis optimal bagi obat tersebut, atau jika obat tersebut merupakan obat kombinasi muncul pula informasi kemungkinan interaksi obat atas kombinasi obat yang satu dengan yang lain. Sehingga apoteker dapat dengan mudahnya menentukan tingkat keamanan dan keoptimalan suatu terapi.
- Komponen teknologi
- Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Apabila framework ini dapat dibuat cukup sederhana dan dapat di instal ke dalam suatu gadget portable, maka akan sangat baik sekali jika sistem informasi ini dapat terpasang di semua perangkat digital portable seperti misalnya Tablet PC, Smartphone ataupun Notebook dan Netbook.
- Komponen hardware
- Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
- Komponen software
- Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
- Komponen basis data
- Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak yang disebut DBMS (Database Management System).
- Komponen kontrol
- Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, te,peratur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.
Pelayanan informasi kepada konsumen yang
dilakukan secara manual dan tanpa sistem yang terintegrasi dengan optimal mempunyai
konsekwensi buruk, yaitu pelayanan yang menjadi lebih lambat, kurang teliti
serta tidak efektif, yang pada akhirya mengakibatkan laporan sebagai bahan
pengambilan keputusan manajemen kefarmasian ikut menjadi lambat, kurang teliti
dan tidak efisien. Hal tersebut dapat dapat diatasi dengan membuat suatu sistem
informasi menggunakan komputer yang dapat mengelola data-data menjadi informasi
yang diperlukan baik oleh konsumen maupun manajemen secara cepat, akurat dan
efisien. Sehingga dapat meningkatkan pelayanan, kinerja seorang apoteker dan pelayanan
kefarmasian serta pengambilan keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap konsumen.
Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat
dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada
subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem
tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga
dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai. Jadi perlu diciptakan
suatu kesepakatan bersama untuk menjadi komitmen di tiap-tiap individu yang
menjadi penyedia layanan sistem informasi, serta pengguna layanan sistem
informasi untuk bersama-sama menjaga agar sistem tidak terbengkalai, tidak
dimanipulasi, tidak diabaikan dan selalu menjaga agar seluruh informasi
senantiasa up to date.
KESIMPULAN
Tujuan utama dari diciptakannya sistem
informasi kefarmasian dengan model sederhana ini adalah untuk memudahkan
apoteker memanajerial resep obat yang masuk, untuk dapat selalu terkontrol dan
terekam sehingga menghindari terjadinya kegagalan terapi atau menimbulkan
permasalahan medis yang lain diluar dari penyakit yang sedang diderita pasien. Dengan
terciptanya sistem informasi yang berupa kombinasi dari database obat dan
penyakit yang kemudian dapat secara otomatis terproses untuk memunculkan suatu
output berupa penilaian keamanan dan keoptimalan proses terapi suatu penyakit
makan akan memudahkan apoteker dalm hal monitoring
dan controling yang pada akhirnya
akan memaksimalkan keberhasilan terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Sukamto,
Rosa Ariani,. ST, Perancangan Sistem Informasi (Output, Input, Proses, Basis Data, Kontrol,
LAN). 2010
Magaline, Ferdinand. Konsep Dasar Sistem Informasi. 2011
No comments:
Post a Comment